Tuan, apa kabar
Nyonya, apa kabar
Adakah rumahmu tak terasa pengap
Adakah kasurmu tak terasa berduri
Nyenyakkah  tiap malam kalian tidur dengan perut kenyang
Tuan, apa kabar
Nyonya, apa kabar
Pernahkah kakimu melangkah keluar dari karpet
Pernahkan tanganmu merasakan kasarnya telapak tangan
Diluar sana yang becek, pengap sesak , basin keringat milik kami
Tuan, apa kabar
Nyonya, apa kabar
Kami terbakar  matahari dibawah  kendali kuasamu
Kami terpuruk pada ladang yang tak lagi panen
Lalu sibuk antri bantuan yang serba murah darimu
Tuan,apa kabar
Nyonya, apa kabar
Keluh resah kami tak jua kau dengar
Terlalu jauh berjarak antara piring keramikmu dan mangkuk berlubang kami
Padahal meja kita sama, tapi mengapa mangkuk kami nyaris kosongÂ
Makan kenyang, makan bualan dan mimpi yang tak kenyangkan lapar anak-anak
Tuan, apa kabar
Nyonya,apa kabar
Kalian sibuk berdagang, kami sibuk bertahan
Kalian sibuk menabung, kami sibuk menambah hutang
Kalian membual, kami terjual!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H