Peluit berbunyi
Macam lengkingan tangis
Memecah sunyi jiwa
Aku sudah di dalamÂ
Dalam kereta yang siap melaju
Kala tiket sudah dalam genggaman
Aku tahu perjalanan akan dimulai
Meski aku lupa tempat tertuju
Diam-diam doa ku semat
Seperti kuntum bunga di telinga
Harum semerbak harapku
Meski belum juga ingat kemana
Jauh di dalam labirin dadakuÂ
Aku tahu kau menunggu
Meski aku lupa suara, lupa wajah
Kereta kadang lambat kadang cepat
Suara besi rel beradu gugah ingatan
Berapa perhentian yang sudah kuhitung
Lalu berharap kau sudah disitu
Namun kantuk dan lelah membuat perangkap
Nyaris saja terlelap sangat
Peluit panjang sekali lagi berbunyi
Lalu aku mulai ikut bergerak
Ingatan dan harapan sarat kecewa
Aku belum sampai juga padamu
Di perhentian mana kau menungguku
Tanya yang selalu sesak di dada
Aku sudah tak rela tenggelam dalam kantuk
Aku hanya ingin mengingatmu sepanjang perjalanan
Kau dimana? Aku terlalu rindu!
Jangan kecewakan hatiku
Jangan patahkan harapku
Jangan runtuhkan rinduku
Beri aku sedikit tanda
Kau juga menungguku dengan rindu yang sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H