Mohon tunggu...
Ebtasari
Ebtasari Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pengawas Farmasi dan Makanan di BPOM

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Solusi dan Opini Isu Cemaran BPA pada Galon AMDK

13 Desember 2023   11:02 Diperbarui: 14 Desember 2023   02:20 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendistribusian galon di Indonesia (sumber shutterstock)

Meskipun angka migrasi BPA ini dalam rentang yang diperbolehkan tetap perlu diwaspadai. Frekuensi paparan yang sering tentu menyebabkan terjadi akumulasi di dalam tubuh. Secara normal  kita  minum 8-10 gelas  per hari,dapat dibayangkan seberapa seringnya kita terpapar.

Faktor penyebab migrasi BPA pada AMDK

Proses migrasi BPA dapat terjadi karena dipicu beberapa hal, diantaranya karena suhu yang meningkat. Rantai distribusi yang panjang dapat menyebabkan galon berada pada tempat tertutup rapat seperti bak truk ataupun peti kemas dalam waktu yang cukup lama. Hal ini tentu saja menyebabkan terjadinya kenaikan suhu.

Kondisi penyimpanan galon di sarana peredaran juga sangat berpengaruh. Beberapa sarana distribusi biasanya memajang atau menempatkan galon di ruang terbuka yang suhunya tidak terkendali. Tidak jarang justru terkena sinar matahari langsung, hal ini juga dapat menaikkan suhu galon sehingga BPA dapat terlepas dan bermigrasi ke dalam air minum.

Faktor lainnya adalah kondisi PH/keasaman. Galon jenis PC ini sebelum digunakan kembali, melalui tahapan  proses pencucian menggunakan sabun. Penggunaan sabun inilah yang membuat PH galon menjadi asam, kondisi ini dapat memicunya terjadinya migrasi.

Proses pencucian juga tidak jarang menggunakan sikat yang kasar, gesekan mekanik dapat memutuskan rantai BPA dan terlepas dari ikatannya kimianya. Terlebih lagi, galon PC biasanya digunakan secara berulang lebih dari 40 kali. Hal ini memicu semakin rentan terjadinya migrasi.

Potensi penumpukan limbah plastik

Adanya kemungkinan migrasi BPA pada AMDK melebihi batas yang dipersyaratkan membuat para pengusaha AMDK beralih menggunakan plastik berbahan polyethylene terephthalate (PET). Galon berbahan PET tidak sepenuhnya aman, selain hanya bisa digunakan sekali pakai. Galon berbahan PET ini juga berpotensi mengandung cemaran Etylen Glycol ataupun cemaran mikroplastik lainnya. Selain itu, galon jenis ini juga rentan terhadap benturan dan lebih tipis dibandingkan galon berbahan PC.

Dapat dibayangkan jika seluruh AMDK menggunakan galon berbahan PET, berapa banyak limbah plastik yang akan menumpuk di Indonesia. Untuk itulah, beberapa perusahaan AMDK masih memilih galon berbahan PC. Selain dari sisi cost produksi yang lebih bersahabat. Perusahaan juga mempertimbangan faktor potensi pencemaran lingkungan jika menggunakan galon berbahan PET.

BPOM berupaya mencari solusi terbaik untuk permasalahan ini. Dalam acara sarasehan upaya perlindungan konsumen, Kepala BPOM menyampaikan akan adanya perubahan Peraturan Badan POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Lembaga pengawas ini akan mengatur adanya pencantuman label pada galon AMDK.

Peraturan ini akan mewajibkan adanya pencantuman label cara penyimpanan AMDK yang benar yaitu "simpan di tempat bersih dan sejuk, hindarkan dari matahari langsung, dan benda-benda berbau tajam". Selain itu, untuk produk yang mengandung migrasi BPA berdasarkan hasil pengawasan BPOM, diwajibkan mencantumkan label " berpotensi mengandung BPA".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun