Mohon tunggu...
Ebsanroy Yatule
Ebsanroy Yatule Mohon Tunggu... profesional -

rock n roll like rocks, adventurer, living the dream by faith...

Selanjutnya

Tutup

Money

Melihat Lebih Dekat Ke Jantung Industri Hulu Migas: Kegiatan Eksplorasi Migas

17 Maret 2015   14:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:31 3123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 13. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam

Pada tahapan ini berupa studi pendahuluan dan perencanaan. Survey secara umum dan penyiapan wilayah kerja dan penawaran wilayah kerja kepada calon kontraktor (KKKS) oleh pemerintah. Namun wilayah yang ditawarkan merupakan wilayah yang sudah diketahui memiliki potensi sumberdaya hidrokarbon(migas).  Berdasarkan studi geologi pendahuluan diyakini memiliki potensi minyak bumi atau memiliki sistem hidrokarbon (petroleum system) yang terdiri dari adanya batuan sumber, migrasi, reservoar, batuan penutup(seal rock), dan perangkap reservoar.

  • Batuan Sumber (Source Rock), merupakan batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya adalah serpih (Shale). Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon
  • Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon(Generation), tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
  • Migrasi, hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi(bermigrasi ke resevoir). Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
  • Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon ataupun batuan jenis lainnya yang memiliki rekahan rekahan(fracture reservoir). Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi terakumulasi dan diproduksi.
  • Cap Rock/Seal Rock/batuan penutup, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat menahan dan melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar lapisannya. Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian atas dan tepi reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.
  • Perangkap Reservoir (Reservoir Trap), merupakan unsur pembentuk reservoir sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke bawah, hal ini akan mengakumulasikan minyak dalam reservoir. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomiannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.

[caption id="" align="aligncenter" width="696" caption="Gambar 12. Petroleum System/ Sistem Hidrokarbon (sumber: www.petroleumsupport.com)"]

Gambar 11. Petroleum System/ Sistem Hidrokarbon
Gambar 11. Petroleum System/ Sistem Hidrokarbon
[/caption]

Tahap Eksplorasi Awal

  • Studi geologi, melakukan survey geologi permukaan yaitu pemetaan geologi pada permukaan secara detail yang dapat dilakukan jika memang terdapat singkapan. Pemetaan geologi dikombinasikan dengan citra satelit/foto udara. Tujuan pemetaan geologi yaitu untuk memetakan persebaran batuan dan formasi batuan, umur batuan, kandungan mineral, fosil, geokimia, stratigrafi dan sedimentologi serta struktur geologi. Dari peta geologi akan direncanakan titik lokasi pemboran ekplorasi yang tetap yang bisa menggambarkan kondisi bawah permukaan dan lebih efektif dalam ekplorasi selanjutnya yang mendukung kelengkapan dan akurasi data G & G (Geology & Geophysic /Geoscience)
  • Studi Geofisika, melakukan survey seismik merupakan ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran, kajiannya meliputi daerah yang luas. Dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di dalam bumi. Untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak. Selain survey seismik perlu juga dilakukan survey gravitasi detail yang kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailkan adanya suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrusi kubah garam (salt dome) atau suatu terumbu, diharapkan adanya kontras dalam gravitasi antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau kubah garam. Metode ini sudah agak jarang digunakan karena teknologi sismik sudah semakin maju.

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar 13. Contoh hasil Seismik (Sumber: rovicky.wordpress.com)"]

Gambar 13. Contoh hasil Seismik
Gambar 13. Contoh hasil Seismik
[/caption]
  • Pemboran Eksplorasi, dalam pemboran eksplorasi untuk mengetahui dengan pasti litologi(jenis batun) lebih detail antar lapisan(stratigrafi detail) serta pengambilan contoh core(sample batuan) untuk analisis lebih lanjut di laboratorium. Selain itu dilakukan wireline logging untuk mengambil data:
    1. Data resistivity, prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki
    2. Data porositas
    3. Data berat jenis, data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.

Semua data yang diperoleh diintegrasikan dalan studi G&G (geology &geophysic) untuk memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoir, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam sistem hidrokarbon. Sebagai tambahan semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi lanjutan terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa.

Tahap Ekplorasi Lanjut/Tahap Detail

Pada tahap ini kegiatannya hampir sama dengan ekplorasi sebelumnya namun dilakukan lebih mendetail dan aplikasi teknologi yang menghasilkan data yang lebih detail namun secara keseluruhan antara lain: • Geologi Permukaan detail • Pemboran Struktur(pemboran dangkal) • Seismik Detai(Refleksi) 2D dan 3D • Gravitasi Detail • Pemboran pemboran stratigrafi (dalam)

Hasil tahap eksplorasi lanjut adalah berupa data geologi bawah permukaan detail termasuk reservoir, serta evaluasi prospek prognosis untuk rencana ke tahap appraisal driilling(sumur uji) untuk menentukan cadangan(reserves), dan selanjutnya persiapan untuk fase pengembangan jika ada sumur yang discovered(ditemukan hidrokarbon).

Tantangan Eksplorasi Migas Nasional

[caption id="" align="aligncenter" width="691" caption="Gambar 14. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam (Sumber: rovicky.wordpress.com)"]

Gambar 13. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam
Gambar 13. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam
[/caption]
  • Indonesia masih memiliki sumber daya migas yang belum dimanfaatkan. Belum lagi potensi migas non konvensional seperti.CBM dan shale gas. Namun potensi migas itu 75% berada di laut dalam di kawasan Indonesia Timur yang memerlukan keahlian tertentu dan pendanaan yang lebih besar.
  • Selain itu, sekitar 85% kandungan hidrokarbon berupa gas. Sedangkan minyak hanyalah 15%. Hal ini membuat dibutuhkan infrastruktur gas dalam pengembangannya. Ada pula hidro karbon yang memiliki kadar CO2 yang cukup tinggi. Dengan kondisi potensi migas seperti ini, maka pengembangannya memerlukan dukungan teknologi yang lebih maju, biaya investasi yang lebih besar dan memerlukan SDM yang memiliki keahlian.
  • Tantangan utama pengembangan industri migas di Indonesia, antara lain tingkat penggantian cadangan minyak yang rendah yaitu sebesar 47%. Hal ini sebenarnya bisa diperbaiki dengan meningkatkan eksplorasi. Meski demikian, kompleksitas struktur geologi cekungan-cekungan baru di Indonesia makin rumit sehingga penemuan-penemuan migas baru justru semakin berkurang.
  • Tantangan lainnya adalah biaya pengeboran eksplorasi yang semakin tinggi. Biaya rata-rata pengeboran sumur eksplorasi telah meningkat hampir 5 kali lipat dalam waktu 10 tahun terakhir berdasarkan data investasi eksplorasi KKKS di indonesia 2014 mencapai US$ 1,412 Miliar dan biaya paling rendah adalah US$ 53,3 Juta,  yang mana itu tidak dimasukan dalam cost recovery.

[caption id="attachment_403538" align="aligncenter" width="608" caption="Gambar 15. Daftar Pembiayaan Ekplorasi Migas Perusahaan KKKS di Indonesia 2014*"]

1426573401617645349
1426573401617645349
[/caption]
  • Tantangan untuk eksplorasi yaitu bagaimana meningkatkan akselerasi percepatan eksplorasi khususnya daerah Indonesia Timur. Dengan meningkatkan jumlah riset riset G & G yang pastinya ketika banyak data data baru yang menyesuaikan dengan perkembangan metode metode baru diyakini akan meningkatkan rasio potensi penemuan lapangan baru. Mengingat migas nasional yang semakin menipis jika tanpa penemuan penemuan baru maka Indonesia akan 100 % mengimpor migas nantinya.

Kalau batu bisa bersuara pasti dia juga bakal ngomong "ayo...Ekspolasi...eksplorasi... eksplorasi....!"

Sekian Dulu ya..Semoga bermanfaat!

Referensi:

  • Daftar Gambar yang tidak disebutkan sumbernya diberi tanda  (*) diambil dari materi prsentase SKK Migas
  • Materi Presentase SKK Migas
  • Sebaggian data didapat dari website  www.esdm.go.id
  • Data yang lain diolah dari berbagai Sumber
  • Sumber yang lain langsung dicantumkan pada keterangan gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun