Mohon tunggu...
Ebsanroy Yatule
Ebsanroy Yatule Mohon Tunggu... profesional -

rock n roll like rocks, adventurer, living the dream by faith...

Selanjutnya

Tutup

Money

Melihat Lebih Dekat Ke Jantung Industri Hulu Migas: Kegiatan Eksplorasi Migas

17 Maret 2015   14:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:31 3123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="696" caption="Petroleum System"][/caption]

Berikut Fakta Menarik Tentang Industri Migas Saat ini Sehingga Kegiatan Ekplorasi Migas Menjadi Sangat Vital dan Urgent:

Proyeksi kebutuhan energi dari tahun 2010 hingga tahun 2050 ternyata masih didominasi oleh bahan bakar migas.

[caption id="attachment_403433" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1. Kurva proyeksi energi mix global *"]

14265610191467480476
14265610191467480476
[/caption]

[caption id="attachment_403442" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 2. Diagram distribusi energi mix menuju 2050 *"]

14265637821193238803
14265637821193238803
[/caption]

Dari kurva dan diagram diatas terlihat terjadi peningkatan kebutuhan energi global maupun nasional dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang diprediksi meningkat 1/3 dari total populasi sekarang. Selain energi dari migas, terjadi peningkatan signifikan jumlah penggunaan energi alternatif (nuklir dan energi terbarukan lainnya) namun belum bisa menggantikan kebutuhan energi fosil/migas. Secara persentase terlihat adanya penurunan minyak dan gas dari 61% menjadi 44% pada tahun 2050, penurunan persentase secara signifikan terjadi pada minyak(oil) dari 49% menjadi 24% sedangkan gas relatif stabil. Meskipun demikian secara keseluruhan kebutuhan energi di masa mendatang masih sangat didominasi oleh energi migas dan cenderung terus menigkat secara kuantitas/jumlah.

Cadangan, Produksi, Serta Sumberdaya Migas Indonesia

Sebelum berbicara tentang angka angka terlebih dahulu dipahami makna istilah berikut ini:

[caption id="attachment_403482" align="aligncenter" width="523" caption="Gambar 3. Klasifikasi Potensi cekungan migas(sumber: www.spe.org)"]

14265672151903108547
14265672151903108547
[/caption]
  • Sumberdaya migas(resources) adalah perkiraan volume sumberdaya potensial cebakan hidrokarbon (migas) yang ada pada suatu daerah cekungan tertentu. Dihitung berdasarkan basis informasi data tidak langsung berupa data geologi regional yang menunjukan adanya potensi cebakan migas yaitu adanya cekungan sediman yang mendukung sistem minyak bumi(petroleum system) namun belum dilakukan pemboran dan ekplorasi lanjutan.
  • Cadangan migas(reserves) adalah perkiraan volume hidrokarbon (migas) yang telah ditemukan (discovered) yang dapat diproduksi nantinya serta bernilai ekonomis yang telah melalui penilaian berdasarkan data geologi dan geofisika maupun data engginering dari berbagai yang mendukung geologi baik permukaan maupun bawah permukaan dari data ekplorasi baik pemboran ekplorasi maupun seismic 2D dan 3D, serta analisis laboratorium sehingga memiliki tingkat keyakinan tinggi untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan(depelovement) agar bisa dilanjutkan ke tahap produksi. Cadangan(reserves) masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan tingkat keakuratan perhitungn cadangan dari paling akurat yaitu proved reserve/cadangan terbukti dan unproved reserve/cadangan belum terbukti(probable reserve dan posible reserve)
  • Produksi migas(lifting): adalah jumlah volume hidrokarbon yang telah ditemuakan yang sudah bisa dihitung nilai komersialnya yang sudah/siap dialirkan(lifting) dari sumur migas ke permukaan untuk disalurkan kepada konsumen berupa minyak mentah ataupun gas alam yang siap dijual atau diproses lebih lanjut di kilang kilang migas.

Trend Produksi Migas di Indonesia

[caption id="attachment_403493" align="aligncenter" width="591" caption="Gambar 4. Profil Produksi Migas Indonesia 1966-2017.*"]

14265686872068056797
14265686872068056797
[/caption]

Berdasarkan kurva profil produksi migas di Indonesia terlihat trend produksi minyak bumi Indonesia mencapai puncak(peak oil) pada tahun 1977 dan tahun 1995, dan semenjak saat itu (setelah tahun 1995) terjadi kecenderungan trend penurunan produksi minyak (decline) hingga sekarang ini. Hal Ini berbanding terbalik dengan produksi gas yang cenderung meningkat terus menerus hingga tahun 2001 angkanya melebihi produksi minyak bumi dan trend peningkatan ini terus terjadi hingga saat ini. Sehingga total produksi hidrokarbon(migas) Indonesia belakangan ini didominasi oleh gas alam dan masih ada beberapa lapangan gas yang sementara dalam tahap pengembangan(belum produksi).

Kebutuhan Energi Nasional

Pemerintah dan Komisi VII DPR menyepakati produksi lifting gas bumi dalam RAPBN-P 2015 sebesar 1,221 juta barel setara minyak per hari(MMBoe/d) dan target lifting minyak menjadi sebesar 825.000 barel per hari sehingga total target lifting lifting migas(minyak + gas) adalah 2,046 juta barel setara minyak per hari(MMBoe/d) atau setara 746,79 juta barel setara minyak per tahun. Namun, kebutuhan BBM secara nasional 1,5 juta barel per hari sehingga masih defisit 625.000 barel per hari yang harus diimpor setara 228,12 juta barel per tahun dan untuk pasokan gas masih terpenuhi karena terjadi surplus produksi. Trend produksi dan konsumsi migas nasional dapat dilihat pada gambar kurva dibawah ini.

[caption id="attachment_403501" align="aligncenter" width="577" caption="Gambar 5. Kurva Produksi vs komsumsi yang menunjukan produksi dan komsumsi minyak bumi berbanding terbalik.*"]

1426569147537251027
1426569147537251027
[/caption]

Ketua Umum IPA 2014, Lukman Mahfoedz (dalam Konfrensi IPA ke 38 di JCC 21/5/14) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan 6% per tahun, akan menyebabkan permintaan energi yang semakin besar di masa mendatang. Kebijakan energi nasional memproyeksikan konsumsi energi tiga kali lipat pada tahun tahun 2025 dimana kebutuhan migas menjadi 7,7 juta barel setara minyak per hari(MMbeo/d).

Namun melihat kenyataan sekarang dengan memproduksi minyak yang hampir sejuta barel sehari atau sekitar 2,04 juta setara minyak (minyak + gas), maka Indonesia telah memproduksi migas sekitar 746,79 juta barrel setara minyak(MMBoe/year). Untuk mempertahankan produksi migas maka Indonesia harus mendapatkan cadangan(reserves) sebesar 746,79 juta barrel setara minyak(MMBoe) dalam satu tahun, ini dikenal dengan istilah Oil & Gas Reserves Replacement Ratio minimal 1:1 atau 100%. Kenyataannya Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini hanya menemukan sekitar 50 juta barel ekivalen setahunnya. Artinya hanya menemukan seper limabelas dari yang dibutuhkan. Jadi kalau ingin memenuhi cadangan yang seharusnya kita miliki harus dengan kerja keras minimal 15 kali dari yang sekarang.

[caption id="attachment_403506" align="aligncenter" width="652" caption="Gambar 6. Rasio Penemuan Cadangan terhadap Jumlah Produksi Migas (Oil & gas Reserves Replacement ratio/RRR)*"]

1426569441297404451
1426569441297404451
[/caption]

Potensi Sumber daya Migas Nasional

Terdapat 60 cekungan sedimen (basin) yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sumberdaya migas. Sudah 38 cekungan yang dieksplorasi sedangkan sisanya sama sekali belum dilakukan eksplorasi. Dari total yang telah dieksplorasi, 16 cekungan sudah memproduksi hidrokarbon, ada 9 cekungan belum diproduksi walaupun telah diketemukan kandungan hidrokarbon, sedangkan 15 cekungan sisanya belum ditetemukan kandungan hidrokarbon. Hal ini menunjukan bahwa peluang eksplorasi di Indonesia sangat besar, khususnya dari 22 cekungan yang belum pernah dieksplorasi yang sebagian besar berlokasi di laut dalam (deep sea) terutama di Indonesia bagian Timur. Ditinjau dari rasio penemuan cadangan, Indonesia termasuk wilayah yang cukup menjanjikan dibanding negara-negara di Asia Tenggara, yaitu mencapai rata-rata sekitar 30%. Faktor keberhasilan (Success Ratio) dari kegiatan eksplorasi, termasuk deliniasi rata-rata mencapai 38%, sedangkan keberhasilan untuk sumur taruhan (wild cat) rata-rata lebih tinggi dari 10%.

Dari total cekungan sedimen yang ada, diestimasi volume hidrokarbon/minyak bumi memiliki potensi sumberdaya(resources) sekitar 87,22 miliar barel, cadangan (reserves) sebesar 7,76 miliar barel dan yang telah diproduksi 346 juta barel per tahun. Estimasi volume potensi sumberdaya(resources) Gas Alam sebesar 594,43 TSCF (102,47 Miliar Barel setara minyak/tahun), volume cadangan (reserves) sebesar 157,14 TSCF (27,09 Miliar Barel setara minyak/tahun), dan produksi sebesar 2,90 TSCF (499,96 Juta Barel setara Minyak per tahun), sedangkan volume potensi sumberdaya(resources) CBM( coal base methane/gas dari batubara) sekitar 453 TSCF(78,09 Miliar Barel setara minyak/tahun).

[caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Gambar 7. Peta Cekungan Hidrokarbon (sumber: www.migas.esdm.go.id)"][/caption]

Jawaban Dari Persoalan Industri Migas Indonesia: Eksplorasi...! Eksplorasi..! dan Eksplorasi...!!

Bedasarkan data dan fakta tentang kondisi industri migas Indonesia, jelas bahwa Indonesia sudah berada dalam krisis/darurat migas dimana cadangan dan produksi yang semakin menurun dari tahun ke tahun sedangkan kebutuhan akan energi migas masih sangat tinggi sampai yang diperdiksi masih terus meningkat hingga 30 tahun kedepan. Jadi solusinya hanyalah peningkatan kegiatan eksplorasi berkali kali lipat dari yang sudah dilakukan sekarang.

Eksplorasi Migas(eksplorasi hidrokarbon) adalah kegiatan mencari untuk mendapatkan cebakan hidrokarbon seperti minyak dan gas bumi dibawah permukaan bumi oleh para ahli geologi perminyakan dan ahli geofisika atau geosaintis.

Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang dan kompleks yang melibatkan disiplin ilmu kebumian yaitu geologi dan geofisika. Ini adalah suatu proses pencarian sumber daya minyak dan gas di cekungan sedimen(sedimentary basin). Proses ini bergantung pada metode aplikasi teknologi oleh geosaintis kreatif untuk mengarah pada prospek yang layak dilanjutkan dengan pemboran(drilling) yaitu pengeboran ekplorasi dan pemboran pengembangan. Ekplorasi Migas merupakan suatu bentuk komitmen dengan modal dalam jumlah yang besar dengan hasil yang belum pasti.

[caption id="attachment_403514" align="aligncenter" width="567" caption="Gambar 8. Alur Kegiatan Hulu Migas*"]

14265707781883983463
14265707781883983463
[/caption] [caption id="attachment_403515" align="aligncenter" width="608" caption="Gambar 9. Diagram Estimasi waktu periode ekplorasi s/d produksi*"]
1426571008756772669
1426571008756772669
[/caption]

Dari skema serta diagram tahapan kegiatan idustri hulu migas jelas terlihat bahwa ekplorasi adalah hal paling fundamental dalam industri hulu migas. Membutuhkan waktu minimal 5-10 tahun tahapan ekplorasi dan dilanjutkan ke tahapan pengembangan(depelovement) yang 5-10 tahun bahkan ada yang lebih lama untuk bisa ke tahapan produksi. Hal Ini jelas membuktikan bahwa proses ekplorasi hingga mendapatkan temuan baru(dicovered) adalah suatu proses yang panjang yang melibatkan kajian yang kompleks. Hal ini disebabkan migas terbentuk jauh dibawah permukaan bumi yang tidak dapat dilihat langsung, dan tiap daerah memiliki karakteristik geologi yang unik berbeda satu dan lainnya. Makanya dalam eksplorasi suatu cekungan sedimen dilakuakan banyak studi geologi-geofisika dari berbagai aspek dan aplikasi teknologi dan juga perkembangan keilmuan geologi. Tahapan ekplorasi tidak seperti tahapan produksi ketika diberi target lifting tingkat keberhasilan mendekati 100% karena sudah merupakan cadangan terbukti(proven reserves) tinggal mengelola dan mengembangkan reservoir migas.

Tahapan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (Hidrokarbon)

[caption id="attachment_403527" align="aligncenter" width="700" caption="Gambar 10. Tahapan Eksplorasi -Eksploitasi Migas*"]

1426571893800139105
1426571893800139105
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="833" caption="Gambar 11. Perkiraan Waktu dan tahapan eksplorasi(sumber: www.cairnenergy.com)"]
Gambar 11. Perkiraan Waktu dan tahapan eksplorasi(sumber: www.cairnenergy.com)
Gambar 11. Perkiraan Waktu dan tahapan eksplorasi(sumber: www.cairnenergy.com)
[/caption]

Tahapan Persiapan

Pada tahapan ini berupa studi pendahuluan dan perencanaan. Survey secara umum dan penyiapan wilayah kerja dan penawaran wilayah kerja kepada calon kontraktor (KKKS) oleh pemerintah. Namun wilayah yang ditawarkan merupakan wilayah yang sudah diketahui memiliki potensi sumberdaya hidrokarbon(migas).  Berdasarkan studi geologi pendahuluan diyakini memiliki potensi minyak bumi atau memiliki sistem hidrokarbon (petroleum system) yang terdiri dari adanya batuan sumber, migrasi, reservoar, batuan penutup(seal rock), dan perangkap reservoar.

  • Batuan Sumber (Source Rock), merupakan batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya adalah serpih (Shale). Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon
  • Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon(Generation), tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
  • Migrasi, hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi(bermigrasi ke resevoir). Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
  • Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon ataupun batuan jenis lainnya yang memiliki rekahan rekahan(fracture reservoir). Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi terakumulasi dan diproduksi.
  • Cap Rock/Seal Rock/batuan penutup, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat menahan dan melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar lapisannya. Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian atas dan tepi reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.
  • Perangkap Reservoir (Reservoir Trap), merupakan unsur pembentuk reservoir sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke bawah, hal ini akan mengakumulasikan minyak dalam reservoir. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomiannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.

[caption id="" align="aligncenter" width="696" caption="Gambar 12. Petroleum System/ Sistem Hidrokarbon (sumber: www.petroleumsupport.com)"]

Gambar 11. Petroleum System/ Sistem Hidrokarbon
Gambar 11. Petroleum System/ Sistem Hidrokarbon
[/caption]

Tahap Eksplorasi Awal

  • Studi geologi, melakukan survey geologi permukaan yaitu pemetaan geologi pada permukaan secara detail yang dapat dilakukan jika memang terdapat singkapan. Pemetaan geologi dikombinasikan dengan citra satelit/foto udara. Tujuan pemetaan geologi yaitu untuk memetakan persebaran batuan dan formasi batuan, umur batuan, kandungan mineral, fosil, geokimia, stratigrafi dan sedimentologi serta struktur geologi. Dari peta geologi akan direncanakan titik lokasi pemboran ekplorasi yang tetap yang bisa menggambarkan kondisi bawah permukaan dan lebih efektif dalam ekplorasi selanjutnya yang mendukung kelengkapan dan akurasi data G & G (Geology & Geophysic /Geoscience)
  • Studi Geofisika, melakukan survey seismik merupakan ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran, kajiannya meliputi daerah yang luas. Dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di dalam bumi. Untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak. Selain survey seismik perlu juga dilakukan survey gravitasi detail yang kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailkan adanya suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrusi kubah garam (salt dome) atau suatu terumbu, diharapkan adanya kontras dalam gravitasi antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau kubah garam. Metode ini sudah agak jarang digunakan karena teknologi sismik sudah semakin maju.

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar 13. Contoh hasil Seismik (Sumber: rovicky.wordpress.com)"]

Gambar 13. Contoh hasil Seismik
Gambar 13. Contoh hasil Seismik
[/caption]
  • Pemboran Eksplorasi, dalam pemboran eksplorasi untuk mengetahui dengan pasti litologi(jenis batun) lebih detail antar lapisan(stratigrafi detail) serta pengambilan contoh core(sample batuan) untuk analisis lebih lanjut di laboratorium. Selain itu dilakukan wireline logging untuk mengambil data:
    1. Data resistivity, prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki
    2. Data porositas
    3. Data berat jenis, data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.

Semua data yang diperoleh diintegrasikan dalan studi G&G (geology &geophysic) untuk memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoir, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam sistem hidrokarbon. Sebagai tambahan semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi lanjutan terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa.

Tahap Ekplorasi Lanjut/Tahap Detail

Pada tahap ini kegiatannya hampir sama dengan ekplorasi sebelumnya namun dilakukan lebih mendetail dan aplikasi teknologi yang menghasilkan data yang lebih detail namun secara keseluruhan antara lain: • Geologi Permukaan detail • Pemboran Struktur(pemboran dangkal) • Seismik Detai(Refleksi) 2D dan 3D • Gravitasi Detail • Pemboran pemboran stratigrafi (dalam)

Hasil tahap eksplorasi lanjut adalah berupa data geologi bawah permukaan detail termasuk reservoir, serta evaluasi prospek prognosis untuk rencana ke tahap appraisal driilling(sumur uji) untuk menentukan cadangan(reserves), dan selanjutnya persiapan untuk fase pengembangan jika ada sumur yang discovered(ditemukan hidrokarbon).

Tantangan Eksplorasi Migas Nasional

[caption id="" align="aligncenter" width="691" caption="Gambar 14. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam (Sumber: rovicky.wordpress.com)"]

Gambar 13. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam
Gambar 13. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan terdapatnya gas di daerah laut dalam
[/caption]
  • Indonesia masih memiliki sumber daya migas yang belum dimanfaatkan. Belum lagi potensi migas non konvensional seperti.CBM dan shale gas. Namun potensi migas itu 75% berada di laut dalam di kawasan Indonesia Timur yang memerlukan keahlian tertentu dan pendanaan yang lebih besar.
  • Selain itu, sekitar 85% kandungan hidrokarbon berupa gas. Sedangkan minyak hanyalah 15%. Hal ini membuat dibutuhkan infrastruktur gas dalam pengembangannya. Ada pula hidro karbon yang memiliki kadar CO2 yang cukup tinggi. Dengan kondisi potensi migas seperti ini, maka pengembangannya memerlukan dukungan teknologi yang lebih maju, biaya investasi yang lebih besar dan memerlukan SDM yang memiliki keahlian.
  • Tantangan utama pengembangan industri migas di Indonesia, antara lain tingkat penggantian cadangan minyak yang rendah yaitu sebesar 47%. Hal ini sebenarnya bisa diperbaiki dengan meningkatkan eksplorasi. Meski demikian, kompleksitas struktur geologi cekungan-cekungan baru di Indonesia makin rumit sehingga penemuan-penemuan migas baru justru semakin berkurang.
  • Tantangan lainnya adalah biaya pengeboran eksplorasi yang semakin tinggi. Biaya rata-rata pengeboran sumur eksplorasi telah meningkat hampir 5 kali lipat dalam waktu 10 tahun terakhir berdasarkan data investasi eksplorasi KKKS di indonesia 2014 mencapai US$ 1,412 Miliar dan biaya paling rendah adalah US$ 53,3 Juta,  yang mana itu tidak dimasukan dalam cost recovery.

[caption id="attachment_403538" align="aligncenter" width="608" caption="Gambar 15. Daftar Pembiayaan Ekplorasi Migas Perusahaan KKKS di Indonesia 2014*"]

1426573401617645349
1426573401617645349
[/caption]
  • Tantangan untuk eksplorasi yaitu bagaimana meningkatkan akselerasi percepatan eksplorasi khususnya daerah Indonesia Timur. Dengan meningkatkan jumlah riset riset G & G yang pastinya ketika banyak data data baru yang menyesuaikan dengan perkembangan metode metode baru diyakini akan meningkatkan rasio potensi penemuan lapangan baru. Mengingat migas nasional yang semakin menipis jika tanpa penemuan penemuan baru maka Indonesia akan 100 % mengimpor migas nantinya.

Kalau batu bisa bersuara pasti dia juga bakal ngomong "ayo...Ekspolasi...eksplorasi... eksplorasi....!"

Sekian Dulu ya..Semoga bermanfaat!

Referensi:

  • Daftar Gambar yang tidak disebutkan sumbernya diberi tanda  (*) diambil dari materi prsentase SKK Migas
  • Materi Presentase SKK Migas
  • Sebaggian data didapat dari website  www.esdm.go.id
  • Data yang lain diolah dari berbagai Sumber
  • Sumber yang lain langsung dicantumkan pada keterangan gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun