Namun melihat kenyataan sekarang dengan memproduksi minyak yang hampir sejuta barel sehari atau sekitar 2,04 juta setara minyak (minyak + gas), maka Indonesia telah memproduksi migas sekitar 746,79 juta barrel setara minyak(MMBoe/year). Untuk mempertahankan produksi migas maka Indonesia harus mendapatkan cadangan(reserves) sebesar 746,79 juta barrel setara minyak(MMBoe) dalam satu tahun, ini dikenal dengan istilah Oil & Gas Reserves Replacement Ratio minimal 1:1 atau 100%. Kenyataannya Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini hanya menemukan sekitar 50 juta barel ekivalen setahunnya. Artinya hanya menemukan seper limabelas dari yang dibutuhkan. Jadi kalau ingin memenuhi cadangan yang seharusnya kita miliki harus dengan kerja keras minimal 15 kali dari yang sekarang.
[caption id="attachment_403506" align="aligncenter" width="652" caption="Gambar 6. Rasio Penemuan Cadangan terhadap Jumlah Produksi Migas (Oil & gas Reserves Replacement ratio/RRR)*"]
Potensi Sumber daya Migas Nasional
Terdapat 60 cekungan sedimen (basin) yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sumberdaya migas. Sudah 38 cekungan yang dieksplorasi sedangkan sisanya sama sekali belum dilakukan eksplorasi. Dari total yang telah dieksplorasi, 16 cekungan sudah memproduksi hidrokarbon, ada 9 cekungan belum diproduksi walaupun telah diketemukan kandungan hidrokarbon, sedangkan 15 cekungan sisanya belum ditetemukan kandungan hidrokarbon. Hal ini menunjukan bahwa peluang eksplorasi di Indonesia sangat besar, khususnya dari 22 cekungan yang belum pernah dieksplorasi yang sebagian besar berlokasi di laut dalam (deep sea) terutama di Indonesia bagian Timur. Ditinjau dari rasio penemuan cadangan, Indonesia termasuk wilayah yang cukup menjanjikan dibanding negara-negara di Asia Tenggara, yaitu mencapai rata-rata sekitar 30%. Faktor keberhasilan (Success Ratio) dari kegiatan eksplorasi, termasuk deliniasi rata-rata mencapai 38%, sedangkan keberhasilan untuk sumur taruhan (wild cat) rata-rata lebih tinggi dari 10%.
Dari total cekungan sedimen yang ada, diestimasi volume hidrokarbon/minyak bumi memiliki potensi sumberdaya(resources) sekitar 87,22 miliar barel, cadangan (reserves) sebesar 7,76 miliar barel dan yang telah diproduksi 346 juta barel per tahun. Estimasi volume potensi sumberdaya(resources) Gas Alam sebesar 594,43 TSCF (102,47 Miliar Barel setara minyak/tahun), volume cadangan (reserves) sebesar 157,14 TSCF (27,09 Miliar Barel setara minyak/tahun), dan produksi sebesar 2,90 TSCF (499,96 Juta Barel setara Minyak per tahun), sedangkan volume potensi sumberdaya(resources) CBM( coal base methane/gas dari batubara) sekitar 453 TSCF(78,09 Miliar Barel setara minyak/tahun).
[caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Gambar 7. Peta Cekungan Hidrokarbon (sumber: www.migas.esdm.go.id)"][/caption]
Jawaban Dari Persoalan Industri Migas Indonesia: Eksplorasi...! Eksplorasi..! dan Eksplorasi...!!
Bedasarkan data dan fakta tentang kondisi industri migas Indonesia, jelas bahwa Indonesia sudah berada dalam krisis/darurat migas dimana cadangan dan produksi yang semakin menurun dari tahun ke tahun sedangkan kebutuhan akan energi migas masih sangat tinggi sampai yang diperdiksi masih terus meningkat hingga 30 tahun kedepan. Jadi solusinya hanyalah peningkatan kegiatan eksplorasi berkali kali lipat dari yang sudah dilakukan sekarang.
Eksplorasi Migas(eksplorasi hidrokarbon) adalah kegiatan mencari untuk mendapatkan cebakan hidrokarbon seperti minyak dan gas bumi dibawah permukaan bumi oleh para ahli geologi perminyakan dan ahli geofisika atau geosaintis.
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang dan kompleks yang melibatkan disiplin ilmu kebumian yaitu geologi dan geofisika. Ini adalah suatu proses pencarian sumber daya minyak dan gas di cekungan sedimen(sedimentary basin). Proses ini bergantung pada metode aplikasi teknologi oleh geosaintis kreatif untuk mengarah pada prospek yang layak dilanjutkan dengan pemboran(drilling) yaitu pengeboran ekplorasi dan pemboran pengembangan. Ekplorasi Migas merupakan suatu bentuk komitmen dengan modal dalam jumlah yang besar dengan hasil yang belum pasti.
[caption id="attachment_403514" align="aligncenter" width="567" caption="Gambar 8. Alur Kegiatan Hulu Migas*"]
Dari skema serta diagram tahapan kegiatan idustri hulu migas jelas terlihat bahwa ekplorasi adalah hal paling fundamental dalam industri hulu migas. Membutuhkan waktu minimal 5-10 tahun tahapan ekplorasi dan dilanjutkan ke tahapan pengembangan(depelovement) yang 5-10 tahun bahkan ada yang lebih lama untuk bisa ke tahapan produksi. Hal Ini jelas membuktikan bahwa proses ekplorasi hingga mendapatkan temuan baru(dicovered) adalah suatu proses yang panjang yang melibatkan kajian yang kompleks. Hal ini disebabkan migas terbentuk jauh dibawah permukaan bumi yang tidak dapat dilihat langsung, dan tiap daerah memiliki karakteristik geologi yang unik berbeda satu dan lainnya. Makanya dalam eksplorasi suatu cekungan sedimen dilakuakan banyak studi geologi-geofisika dari berbagai aspek dan aplikasi teknologi dan juga perkembangan keilmuan geologi. Tahapan ekplorasi tidak seperti tahapan produksi ketika diberi target lifting tingkat keberhasilan mendekati 100% karena sudah merupakan cadangan terbukti(proven reserves) tinggal mengelola dan mengembangkan reservoir migas.
Tahapan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (Hidrokarbon)
[caption id="attachment_403527" align="aligncenter" width="700" caption="Gambar 10. Tahapan Eksplorasi -Eksploitasi Migas*"]