3. Sortasi
Bibit yang ditransplantasi haruslah yang kuat dan pertumbuhannya seragam. Bibit yang pertumbuhannya lambat, miring, terlalu panjang, Â dan atau mati, harus segera dicabut dan dibuang. Proses ini dinamakan sortasi.
Sortasi dapat dilakukan setiap hari, yaitu saat menjelang malam. Proses ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyiraman. Jika menggunakan polibag, sortasi dilakukan dengan membuang polibag berikut bibit dan media tanamnya. Saat melakukan aktivitas ini, dapat dilakukan pengelompokan semaian yang pertumbuhannya sama. Jika menggunakan seedling tray, calon bibit yang tidak memenuhi syarat, cukup dicabut dan dibuang. Lubang semai berikut media semainya dibiarkan kosong.Â
Pada saat melakukan sortasi ini, dapat dilakukan penbersihan sisa biji yang menempel pada tunas daun. Tujuan pembersihan ini adalah supaya pecahnya tunas menjadi daun sejati tidak terhambat.
4. Pemupukan
Pupuk yang dapat diberikan pada masa pembibitan ini adalah pupuk daun. Guna pupuk yang diberikan dengan cara disemprot ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan daun sejati. Dosis pupuk daun ini adalah 1--1,5 gram/liter yang diberikan seminggu setelah penyemaian.
Pemberian pupuk lainnya, baik pupuk kandang maupun pupuk kimia, tidak diperlukan. Oleh karena itu, pengoplosan pupuk saat membuat media semai, menjadi sangat penting untuk menghasilkan bibit yang baik.
Sejalan dengan pemupukan, pemberian pestisida juga tidak diperlukan sepanjang sungkup dapat menutup benih dengan benar-benar rapat. Pemberian pestisida pada tahap ini justru dapat membuat tunas melon terbakar dan kering.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H