Sekelompok orang diterjunkan diterjunkan ke pedalaman Papua Nugini pada tahun 1970-an. Saat itu, wilayah yang berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut itu, masih terisolasi dan sulit dicapai. Kini, sudah ada kota yang dibangun di dekatnya, Mount Hagen.
Orang-orang itu tahunya adalah wilayah itu subur dan kemungkinan besar dapat dijadikan area pertanian modern. Wilayah yang berada di bagian barat dataran tinggi Papua Nugini tersebut, masih berupa rawa saat pertama didatangi.
Selidik punya selidik, orang-orang itu menemukan bahwa area yang mereka datangi pernah dijadikan tempat bercocok tanam. Terbukti dengan adanya sisa-sisa parit dan saluran air.
Dari penemuan-penemuan itu, para ahli berkesimpulan bahwa daerah itu merupakan daerah perkebunan yang pernah dihuni oleh penduduk berjumlah besar. Para ahli tersebut juga memperkirakan bahwa  daerah itu sudah dijadikan perkebunan pada 7000-10.000 tahun yang lalu.
Para ahli juga menyatakan bahwa tanaman utama yang ditanam di rawa-rawa Kuk adalah sejenis talas. Selain itu, para ahli juga menyimpulkan bahwa daerah tersebut juga pernah ditanami pisang dan tebu.
Perkebunan pisang di sana diperkirakan baru ada pada tiga ribu tahun yang lalu. Pada masa itu, tanaman pisang masih menghasilkan buah yang kerasnya melebihi singkong. Saking kerasnya, buah itu mustahil dapat dimakan manusia.
Lalu mengapa orang-orang di sana repot-repot menanam pisang?Â
Jawabannya ada pada tanaman pendahulu yang dibudidayakan di sana, talas.
Para ahli menyebutkan bahwa talas dibudidayakan terutama karena umbi yang kaya karbohidrat. Selai itu, batang dan daunnya juga dapat diolah menjadi makanan.
Meskipun buah pisang tidak bisa dimakan, umbinya masih bisa dimakan. Hal ini kata para ahli terbukti dari adanya penduduk di sekitar sana yang memakan umbi pohon pisang.
Pertanyaan lain yang mucul adalah, dari mana para ahli itu menyimpulkan ada tanaman pisang yang ditanam secara massal di sana? Bukannya akar, batang, daun, hingga buah pisang itu mudah sekali lapuk. Apa mungkin ada sisa-sisa tanaman pisang di dalam rawa-rawa itu?