Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 11)

14 Juli 2024   20:36 Diperbarui: 14 Juli 2024   22:48 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gadis Penari Bedhaya Nasyabilla. Sumber gambar dari Keratondjogya.id

Mulai dari Abdi dalem mataya Nurul Puspita, guru menarinya harus menerima hukuman juga dari almarhum ayahandanya, KGPH Ramdhanu Adi Wasana. Juga kekasihnya, Kusworo Adi Pranoto yang bahkan dinikahkan dengan Nurul Puspita untuk merawat Rizqita Hayyu, anak dari buah cinta kasih terlarangnya serta diusir dari lingkungan Istana Keraton.

Belum lagi almarhumah ibundanya, Kanjeng Gusti Ayu Deshinta Putri yang tidak pernah menengok dirinya sekalipun saat dihukum dalam pengasingan. Semenjak peristiwa malam kelam itu, ibundanya sama sekali tidak pernah bicara lagi pada dirinya sampai beliau wafat. Sungguh hukuman terberat dalam hidup yang harus dijalani oleh Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila.

Hukuman terberat justru menimpa pada anaknya, Rizqita Hayyu yang dipisahkan dengan dirinya sejak masih berumur tiga bulan atas perintah Kanjeng Susuhunan yang juga ayahandanya. Bayi kecil yang tidak berdosa itu harus menanggung penderitaan mulai dari masa bayi sampai di usia dewasanya.

Baca Juga : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 9)

Gusti Raden Ayu Kamelia sudah tidak bisa lagi menahan kesedihan terdalamnya hingga butiran air matanya mengalir di pipinya.

"Maaf mbakyu! Terima kasih banyak karena telah membantu saya di masa-masa sulit. Saya tidak tahu harus bagaimana bila tidak ada mbakyu yang selalu ada di samping saya! Mungkin saya sudah mati bunuh diri...!"

Kalimat dari Gusti Raden Ayu Kamelia membuat Kanjeng Gusti Ratu Azijah di depannya menjadi sedikit kaget namun dengan kata-katanya yang lembut, beliau tetap berusaha memberi semangat pada adiknya itu.

"Kamu jangan bicara seperti itu, Adikku! Takdir ini harus kamu jalani tanpa mengeluh dan berusaha mencari cara untuk memberitahu Nasyabilla, bahwa dia sebenarnya anakmu yang pernah diasingkan dan....sekarang ini saatnya untuk mengangkat derajatnya sebagai putri ningrat keraton!".

K.G.R Azijah berusaha menenangkan hati G.R.Ay Kamelia dengan kalimat yang sama sekali tidak menyalahkan atau mengingatkan kembali akan aib yang pernah dibuatnya hampir 20 tahun yang lalu pada keluarga keraton.

Gusti Raden Ayu Kamelia mendengar kalimat dari kakaknya yang menyejukkan segera berusaha untuk bangkit kembali. Rasanya benar apa yang kakaknya ucapkan. Dia tidak boleh mengeluh atau selalu menyesali kesalahan yang pernah dibuatnya di masa lalu. Semua itu adalah kesalahannya dan kini saat memperbaikinya.

Nasib harus diubah. Bila tidak, nasib Nasyabilla justru akan menjadi tidak jelas statusnya yang padahal dia adalah anak kandungnya. Keberanian untuk mengubah takdir harus dimulai dari dirinya sendiri dengan segala risiko dan pengorbanan semata demi anaknya yang telah lama hilang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun