Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 5)

13 Juni 2024   06:49 Diperbarui: 15 Juni 2024   16:52 2395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gadis Penari Nasyabilla, paling depan di tampilan tari Bedhaya. Sumber gambar KOMPAS.TV.COM

Spontan Gusti Raden Ajeng Azijah sebagai kakaknya yang tadinya hanya terisak pasrah, mendengar hukuman yang dijatuhkan pada adiknya G.R.A Kamelia Fadila dan menurutnya hal itu sangat berat karena diasingkan dari keluarga dan Keraton, G.R.A. Azijah pun segera maju dan bersujud memohonkan ampun bagi adiknya, G.R.A.Kamelia pada ayahandanya.

"Kanjeng Gusti Pangeran ayahanda! Mohon diampuni kesalahan Gusti Raden Ajeng Kamelia dan juga mohon diberikan keringanan hukuman atas semua kesalahannya!" Pinta G.R.A. Azijah dengan nada memelas menahan tangis di bibirnya sambil tetap menundukkan kepalanya.

Melihat semua pemandangan itu, Kusworo Adi Pranoto, pemuda yang telah berani berpacaran dengan G.R.A Kamelia dan telah berani melewati batas hubungan berpacaran yang sewajarnya sehingga menimbulkan aib bagi Keraton hanya bersimpuh dan duduk gemetar dengan penuh rasa ketakutan di belakang kekasihnya, G.R.A Kamelia tanpa berani bertindak apapun karena takut bila Kanjeng Susuhunan justru akan semakin murka bila dia ikut bicara.

Mengabaikan permintaan itu, KGPH Ramdhanu Adi Wasana segera beranjak pergi dari ruang pertemuan tanpa menoleh atau berbicara sepatah kata lagi dan diikuti oleh permaisuri, Kanjeng Gusti Ratu Deshinta Putri masuk ke dalam ruang Istana Keraton bagian tengah yang merupakan ruang khusus raja untuk beristirahat.

Baca Juga  : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 1)

"Mbakyu!? Ada apa kok hanya diam saja dari tadi?" Suara teguran dari adiknya, Gusti Raden Ayu Kamelia segera menyadarkan Kanjeng Gusti Ratu Azijah Khoirun Niza kembali dari kenangan pada pertemuan keluarga di malam kelam 23 tahun lalu di Istana Keraton.

"Tidak apa-apa, adikku! Saya hanya berpikir untuk mencari tahu lebih dalam apakah benar gadis penari itu adalah Rizqita Hayyu!?"

"Saya harus bertemu dengannya secara langsung dan akan bertanya tentang kondisi keluarganya! Kamu jangan terlalu cemas dan khawatir! Kita harus memastikan terlebih dahulu!" Jelas Kanjeng Gusti Ratu Azijah Khoirun Niza pada adiknya untuk membuatnya tenang.

"Sekarang, sebaiknya kamu beristirahat di kamar terlebih dahulu! Jika kamu sudah tenang dan siap, nanti saya temani untuk bertemu dengan anakmu, Rizqita Hayyu di ruang pertemuan khusus untuk memastikan bahwa semua ini sesuai dengan dugaanmu ! Jika memang benar dia, akan kita cari jalan keluarnya dengan berpikir jernih!" Pinta K.G.R Azijah pada adiknya dengan kalimat yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.

"Tapi, mbakyu!...." Jawab Gusti Raden Ayu Kamelia dengan setengah ragu untuk meneruskan kalimatnya.

"Iya! Ada apa!? Katakan saja jangan bingung seperti itu!" Jawab Kanjeng Gusti Ratu Azijah dengan intonasi sedikit memaksa. 

Dia ingat dengan wajah kebingungan G.R.A Kamelia seperti ini sama persis dengan 23 tahun yang lalu saat menangis di hadapannya dan bercerita bahwa dirinya telah hamil akibat tidak bisa membedakan makna cinta yang sejati atau hanya nafsu belaka.

Betapa murkanya Kanjeng Sinuhun ayahanda saat G.R.A Azijah mendampingi adiknya G.R.A Kamelia untuk matur (memberanikan diri bicara) perihal kehamilannya. Meskipun sudah memohon ampun seperti itu, titah hukuman dari ayahandanya sebagai raja telah turun dan adiknya harus diasingkan jauh dari  Istana Keraton Utama untuk waktu yang lama.

"Saya takut bila Kanjeng Gusti Pangeran Harya Subekti Hari Prabowo akan mengetahui perihal rahasia  ini nantinya...dan saya harus bagaimana, mbakyu!?" ucap G.R.Ay Kamelia dengan nada bergetar membuat hati Gusti Ratu Azijah menjadi lebih bersimpati pada nasib adik yang disayanginya.

"Sudahlah, itu urusanku sebagai istri beliau yang akan menjelaskannya! Percayakan saja pada mbakyumu ini! Kamu justru yang harus menenangkan diri terlebih dahulu!"

Baca Juga  : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 2)

Setelah G.R.Ay Kamelia berlalu dari kamarnya, pikiran Gusti Kanjeng Ratu Azijah masih terbayang-bayang akan keputusan ayahandanya di malam kelam 23 tahun lalu yang menghukum berat G.R.A. Kamelia dengan pengasingan di istana pinggir kota dengan penjagaan ketat.

Dengan menghela napas panjang dan minum sedikit air putih di gelas yang ada di meja sebelahnya, Gusti Kanjeng Ratu Azijah mencoba untuk berpikir dengan tenang dalam situasi ini.

Sebenarnya dia sendiri juga merasa takut bila benar anak yang tidak diharapkan dan lahir dari rahim adiknya yang diberi nama "Rizqita Hayyu" serta dirawat oleh abdi dalem mataya, Nurul Puspita Rawadanti  yang setia pada Istana dan dikabarkan muncul secara kebetulan di Istana Keraton saat ini.

Meskipun dianggap sebuah kebetulan yang tidak diharapkan, namun akan bisa membuat kegaduhan lagi bila hal itu benar  dan membuka luka lama serta dikhawatirkan semua warga Istana Keraton akan mengetahui aib yang sudah dijaga selama 23 tahun lamanya.

Walaupun dirinya sekarang telah menjadi seorang Ratu setelah menikah dengan gelar Kanjeng Gusti Ratu, namun Azijah juga takut pada suaminya, KGPH Subekti Hari Prabowo yang saat ini menjadi Raja menggantikan ayahandanya yang telah wafat akan mengetahui rahasia keluarganya yang telah lama tersimpan karena semua yang hadir di malam pertemuan saat itu sudah disumpah untuk menjaga rahasia.

Hal itu disampaikan langsung oleh abdi dalem Pangeran Sentana, Banu Wibiyoso yang mewanti-wanti pada semua yang hadir sepeninggalnya KGPH Ramdhanu dari ruangan pertemuan tertutup malam itu.

Bila sampai bocor ke seluruh warga istana, maka bagi yang membuka rahasia itu akan dihukum seberat-beratnya dan akan dicabut semua hak istimewa serta fasilitas yang diberikan oleh Keraton bahkan akan ikut diasingkan selamanya.

Baca Juga  : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 3)

Di tengah malam itu juga, setelah pertemuan usai, beberapa pengawal yang setia beserta abdi dalem keparak yang ditunjuk, mereka berangkat untuk membawa G.R.A Kamelia ke Istana yang jauh di pinggir kota untuk menjalani hukuman pengasingan yang telah dijatuhkan padanya.

Istana terpencil yang terletak di daerah hutan lindung milik Keraton itu biasanya dipakai khusus Raja dan permaisuri untuk berlibur  atau berburu di waktu senggangnya.

Tugas yang diembannya bersama Pangeran Sentana, Banu Wibiyoso dari ayahandanya segera dilaksanakan dengan penuh rahasia mulai dari menikahkan Kusworo Adi Pranoto dengan abdi dalem mataya, Nurul Puspita Rawadanti. Setelah itu mereka berdua diminta untuk tinggal di rumah kontrakan di daerah Gejayan, Yogyakarta.

Tiga bulan setelah G.R.A Kamelia melahirkan bayi perempuan mungil yang cantik, Gusti Raden Ajeng Azijah menjemput bayi yang tidak berdosa di tengah malam bersama Pangeran Sentana, Banu Wibiyoso dengan ditemani dua orang abdi dalem keparak untuk diberikan kepada abdi dalem mataya, Nurul Puspita Rawadanti dan Kusworo Adi Pranoto untuk dirawat.

Dengan berlinang airmata, G.R.A Kamelia terlihat sangat berat untuk melepas bayi yang baru dilahirkannya. Setiap malam, dia menyusuinya dengan penuh kasih dan berbisik di telinga anaknya memohon maaf atas kesalahan dirinya sebagai ibu yang tidak mampu lagi memberikan kasih sayang tulus untuk merawatnya sampai dewasa karena sedang menjalani hukuman.

'Mbakyu! Beri nama anakku ini Rizqita Hayyu, yang berarti seorang gadis cantik yang selalu membawa rezeki untuk kehidupannya!" pinta G.R.A Kamelia sambil menyerahkan bayi yang dibungkus dengan kain jarik lurik kepada kakaknya,G.R.A. Azijah.

Semua yang mendengar suara G.R.A Kamelia yang berbicara sambil tersedu, membuat semua yang hadir di Istana pengasingan itu larut dalam kesedihan dan juga ikut meneteskan air matanya.

Baca Juga  : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 4)

Di tengah kegelapan malam, semua rombongan segera memasuki mobil dan meluncur perlahan untuk menuju kediaman abdi dalem mataya, Nurul Puspita Rawadanti di daerah Gejayan.

G.R.A Azijah sempat melihat adiknya yang berdiri gontai sambil meneteskan air matanya yang hanya bisa meratapi nasib karena telah dipisahkan dengan anak yang baru dilahirkannya.  

Dirinya sebagai seorang perempuan juga menyadari beratnya berpisah dengan buah cinta kasihnya yang meskipun terlarang, namun semua sudah terlanjur terjadi dan bayi itu tetap dianggap tidak mempunyai dosa.

Dia juga selalu mengingat bahwa G.R.A Kamelia selalu menyebutkan bila dikunjungi bahwa dia akan selalu mengingat akan tanda lahir yang dimiliki pada bayinya, yaitu adanya tahi lalat di pipi kiri, pundak dan punggungnya.

"Saya harus memeriksa sendiri tanda lahir dan bertanya secara pribadi pada salah satu penari yang mengaku bernama Rizqita Hayyu! Harus Saya pastikan sendiri!" Kata Gusti Kanjeng Ratu Azijah lirih pada dirinya sendiri sambil bangkit dari kursi yang dia duduki dan selanjutnya berjalan keluar dari kamarnya.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun