Ryan hanya tersenyum dan tidak berusaha membalas saat mendengar olok-olok dari  Bagus dan teman-teman lainnya dari fakultas lain atau di jurusannya.
Bagus dan beberapa mahasiswa lainnya memang terkenal usil dan sering nge-prank Ryan saat ada di kampus. "Yan!, tuh!, kamu dicari Tyara di luar ruang kuliah! Cepetan ke sana kasihan dari tadi nunggu!", bisik Bagus di telinga Ryan yang asyik membuat gambar tugas gedung 3 dimensi dengan aplikasi AutoCAD di laptopnya.
Ryan bergegas ke luar, namun dia tidak menemukan Tyara dan bahkan tidak ada satu orang pun di sana. Akhirnya dia tersenyum dan menyadari meskipun merasa sedikit jengkel juga karena itu pasti keusilan Bagus dan teman-teman lainnya di ruang kuliah.
Saat mengikuti Program KKN atau Kuliah Kerja Nyata dari kampusnya, Ryan merasa telah melakukan pembalasan atas keusilan Bagus dan juga kawan-kawannya meskipun tiada sedikit pun niat dari dirinya untuk melakukan hal itu sedari awal.
Baca Juga  :  Cerpen : Namaku Divani
Duduk bersantai di kursi kantin di kampus negerinya yang terkenal luas dan nyaman, Ryan yang sudah berjanji untuk bertemu dan makan siang bersama teman-teman sekelasnya, berusaha fokus untuk mengamati layar monitor di laptopnya karena tugas penting yang diberikan dosen kepadanya.
Sesekali juga dia melirik Tyara, kekasihnya yang masih menyantap ice cream sedikit demi sedikit dan fokus pada androidnya.
Ingatan Ryan kembali pada peristiwa sepekan lalu saat melaksanakan giat kerja lapangan, yakni pengerasan jalan setapak yang menuju area pemakaman di desa Tulung di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun saat melaksanakan KKN.
Baca Juga  :  Cerpen : Tulisan di Batu Nisan Chelsa
Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam acara kerja bakti yang lokasinya jauh dari pemukiman penduduk dan hampir semua areanya tertutup oleh hutan pohon jati yang ditanam oleh warga di tanah Bengkok Desa, merasa sangat kecapekan dan sekaligus kelaparan.
Ryan yang ditunjuk sebagai ketua seksi kegiatan, segera berinisiatif dan meminta Bagus untuk menurunkan bahan makanan, peralatan masak, kompor gas, panci dan wajan besar serta peralatan makan lainnya dari mobil kampus yang terparkir di pinggir jalan ke arah area pemakaman desa.