Keiko hanya bisa menebak, pasti Sanichi telah pergi ke Istana Osaka dan membantai para samurai yang berjaga di sana. Dia sering melihat bahwa Sanichi selalu pergi setiap malam hari dan pulang menemui dirinya di pagi harinya
"Berikan kain kecil itu!", pinta Sanichi pada Keiko yang masih terpaku. Meskipun takut dan terkejut, Keiko segera melakukan apa yang diperintahkan Sanichi tanpa berani bertanya apapun padanya.
Walaupun Sanichi sudah menyatakan suka pada dirinya dan mereka berdua sudah menjadi pasangan kekasih, namun Keiko ingat pesan Sanichi untuk tidak ikut campur urusan kekasihnya tersebut.
Belum juga selesai membersihkan pedang panjangnya, tiba-tiba di luar gubuk ada teriakan keras, "Sanichi! Keluarlah Kau!".
Ternyata itu adalah suara musuhnya, Takeshi Kobayashi dengan puluhan samurai pengawal yang siap tempur dan mengepung gubuk di mana Sanichi dan Keiko menginap.
Spontan Sanichi melesat keluar untuk bertempur. Meskipun dikepung puluhan samurai, sangat mudah bagi Sanichi untuk membantai mereka satu per satu dengan pedangnya dan tujuan akhirnya hanya satu, yaitu membunuh Daimyo Takeshi Kobayashi.
Suara riuh dentingan logam baja beradu dan teriakan mereka yang tersabet pedang di pagi buta itu membuat Keiko keluar dari gubuknya. Beberapa samurai pengawal Daimyo terlihat mengepung dan berusaha membunuh Keiko juga.
Melihat hal itu, konsentrasi Sanichi terpecah pada dirinya dan juga keselamatan Keiko, gadis yang telah membuatnya jatuh hati dengan kelembutan dan kecantikannya sehingga terpaksa dia harus bertarung tidak jauh dari tempat Keiko berdiri.
"Keiko san! Berdiri di belakangku sekarang!", teriak Sanichi sambil tetap bertarung dengan gagah. Demi melindungi Keiko, Sanichi memberikan satu katananya pada Keiko dan memintanya untuk membela dirinya sendiri bila ada yang menyerang.
Tiba-tiba, entah bagaimana, Sanichi merasakan dirinya jatuh berguling berkali-kali di tanah. Anehnya, dari beberapa jarak, mata di kepalanya melihat kaki di tubuhnya bergetar lemas serta darah membasahi badannya dan setelah itu dia melihat tubuhnya sendiri ambruk ke tanah tanpa kepala.