Sambil memandangi dua tukang yang sibuk bekerja dan hampir merampungkan pekerjaan memasang batu nisan di makam istrinya, dari tempat dia duduknya, sesekali Dean mendesah dan menyesali nasib mengapa Chelsa begitu cepat meninggalkan dirinya.Â
Padahal dulu mereka berdua pernah berjanji akan selalu saling mencinta dan menua bersama dalam suka dan duka saat berikrar untuk hidup berumah tangga.
Tiba-tiba, saat masih setengah mengantuk, ada suara bisikan di telinga Dean untuk bangkit dari Pohon Oak yang disandarinya di area pemakaman dan memintanya untuk membaca sekali lagi tulisan di beberapa batu nisan yang sebelumnya telah dibacanya. Entah mengapa dia menurut dan segera bangkit untuk berjalan menuju batu nisan yang tadi sudah dibacanya.
"R.I.P. George Lucas. Walikota yang dibenci keluarga karena suka menganiaya dan melakukan korupsi dana kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya untuk nafsu dan kepentingannya pribadi".
"R.I.P. Antony, Seorang Letnan Angkatan Darat, Gugur tidak terhormat karena telah memperkosa wanita, membunuh anak-anak tak berdosa dan merampok warga desa dalam perang".
"Di sini terbaring hina almarhum Charles, seorang guru yang dikutuk karena sering melakukan pelecehan seksual pada para muridnya perempuan di sekolah".
Dean mencoba mengusap-usap matanya dan merasa heran kenapa semua tulisan yang tadi dibacanya menjadi berubah seperti itu. Dia masih ingat betul tulisan sebelumnya seperti apa.
Tiba-tiba, secara refleks Dean membalikkan badannya dan berjalan menuju nisan Chelsa yang akan dipasang oleh dua tukang. Tanpa bicara sepatah kata pun, dia membuka kertas pembungkus yang menutupi tulisan di nisan Chelsa.
"Di sini, terbaring dengan penuh dosa almarhumah Chelsa, seorang istri yang tidak setia, sering berselingkuh saat suaminya pergi bekerja dan hidup foya-foya tiap malam dengan kekasih gelapnya".
Membaca kalimat tersebut, semua pandangan Dean tiba-tiba menjadi gelap dan dia pun jatuh tak sadarkan di pinggir makam Chelsa.
Dua tukang yang sedang bekerja memperbaiki makam untuk memasang batu nisan jadi heran dan kaget. Mereka berdua saling berpandangan tanpa berbicara dan tidak tahu ada kejadian apa sampai membuat Pak Dean pingsan seperti itu di sebelah makam.