Dari stasiun bus di Amsterdam Centraal hanya memerlukan waktu sekitar 25 menit dan begitu tiba, hal pertama yang tampak mengesankan adalah kebersihan kota dan keindahan bangunan rumahnya yang termasuk mungil bentuknya di banding rumah di kota lain di Belanda.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah De Dijk van Volendam. Di daerah ini, kita disuguhi desa nelayan yang bersih meskipun lokasinya langsung berada di pinggir pantai.
Banyak jenis souvenirs khas Belanda yang ditawarkan dan bila mengatakan bahwa kita berasal dari Indonesia, langsung saja kita akan diberi banyak potongan harga. Kira-kira Anda tahu mereka mengapa begitu?
Baca Juga : Pom, Pom, Pom!, Spring, Spring, Spring! For Gwangju, Korea Selatan!
Di sekitar Marina, ada banyak toko yang menyewakan pakaian tradisional para Bangsawan Belanda zaman dulu dengan sesi foto yang instagramable secara individu atau berkelompok.
Kedua, adalah Volendam Museum. Di situ ada banyak foto dan barang-barang di mana sejarah desa Volendam kuno bisa menjadi seperti desa yang modern seperti saat ini dengan destinasi wisatanya yang menarik. Di situ juga ada foto dari pelukis kaliber dunia, Pablo Picasso yang sering mencari inspirasi di Volendam
Ketiga, tempat yang menarik adalah Visafslag. Itu adalah tempat pengolahan ikan. Sayangnya, pelelangan ikan biasanya akan ramai pada bulan April sampai November. Jadi saya terlalu cepat berkunjung nih! yakni di bulan Maret sehingga tidak bisa menemukan suasana seperti apa proses pelelangan ikan di Volendam itu.
Keempat, saya juga menyusuri kanal-kanal yang ada di Volendam. Beberapa jembatan angkat seperti yang biasa kita temukan di zaman kolonial di beberapa sungai di Jakarta di masa dulu, masih bisa terlihat di Volendam. Kondisi sungai atau kanalnya sangat bersih dengan rumah bercat warna-warni berjajar rapi di kanan kirinya.