Kulambaikan tanganku pada Dhava dan berjalan mendekatinya. "Siapa yang meninggal? Sungguh kasihan! Semoga meninggalnya dalam keadaan Husnul khatimah!" kataku setengah berbisik pada Dhava.
Tanpa banyak bicara dengan wajah yang pucat, Dhava mengajakku ke mobil Ambulan untuk ditunjukkan siapa yang meninggal karena ditabrak mobil yang lepas kendali tadi.
Di situ ternyata sudah ada Amelia dengan teman-temanku satu kelas. Anehnya, Amelia justru memeluk salah satu korban meninggal sambil menangis histeris di dalam ambulan. Dugaanku, itu pasti sahabat dekatnya.Â
Tiba-tiba seorang perawat yang ada dalam mobil secara tidak sengaja membuka selimut penutup wajah kedua korban laka tersbut. Seketika rasa tidak percaya muncul di mataku.Â
Aku menatap wajah Dhava di sebelahku karena aku tahu dan bisa mengenali dengan jelas wajah siapa yang menjadi korban kecelakaan. Satu hal yang mengherankan, mengapa satu dari kedua wajah korban laka itu bisa sama persis dengan wajahku dan yang satunya lagi adalah wajah Dhava.
Yogyakarta, 23 Februari 2024
Cerpen ditulis untuk Kompasiana.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H