Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menakar Tingkat Kenakalan Murid Sebelum Mengakar Parah

8 Oktober 2023   11:22 Diperbarui: 9 Oktober 2023   09:00 1895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SMA dan barang bukti berbagai senjata tajam yang digunakan untuk tawuran diamankan pihak kepolisian. Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Dampaknya, secara bawah sadar, mereka sering bertindak impulsif dan spontan untuk berperilaku di luar batas dari norma adat, masyarakat dan agama dan menimbulkan masalah sosial kemasyarakatan.

Pada fase itu mereka sering disebut sebagai troublemaker (pembuat masalah). Mereka sendiri tidak mampu untuk menyelesaikan masalah yang mereka buat dan parahnya, orangtua bersama guru, perlu duduk bersama untuk mencarikan pemecahan masalah dari buah kenakalan mereka.

Kedua adalah Juvenile Delinquency. Di tingkat ini, kenakalan murid yang terjadi sudah mengarah pada tindakan kriminalitas dan cenderung melawan norma dan hukum yang berlaku di masyarakat.

Murid di tingkat sekolah menengah dan bahkan mereka yang berada di bangku perkuliahan bisa melakukan pelanggaran hukum yang efek jeranya harus melalui putusan pidana dengan sanksi kurungan penjara.

Bagaimana menakar kenakalan siswa itu dan apa tolok ukurnya?

Untuk menemukan jawabannya, coba kita kembali ke bangku kuliah dan mengingat akan ilmu epistemologi yang pernah dilontarkan oleh John Locke, yaitu Teori Tabula Rasa.

Itu adalah teori yang menyatakan bahwa semua manusia sejak dilahirkan tanpa membawa mental bawaan dari orangtuanya. Semua orang ibaratnya dianggap sebagai kertas putih yang kosong tanpa tulisan atau coretan.

Jadi, semua aspek ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap pada anak akan diperoleh sedikit demi sedikit melalui persepsi alat indera mereka terhadap dunia luar.

Di sini, dunia pendidikan berperan penting dalam memberikan ketiga aspek di atas untuk membentuk karakter dan kepribadian yang positif sesuai dengan norma adat, agama dan masyarakat di mana mereka tinggal.

Ilustrasi kenakalan anak sekolah dalam bentuk perundungan dan perkelahian.  Sumber gambar Polres Lumajang via Kompas.id.
Ilustrasi kenakalan anak sekolah dalam bentuk perundungan dan perkelahian.  Sumber gambar Polres Lumajang via Kompas.id.

Sekolah, masyarakat dan orangtua mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dalam proses "menulis, mencoret, menggambar, mewarnai atau mengisi" kertas kosong diri anak sedari masa kecil mereka dengan hal positif tanpa adanya graffities (coretan kosong tak bermakna).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun