Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Gunung Lawu Terbakar, El Nino Penyebabnya atau Faktor Lain?

1 Oktober 2023   04:04 Diperbarui: 2 Oktober 2023   08:30 4655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran hutan Gunung Lawu di bagian Utara terlihat jelas dari Kabupaten Magetan. Kebakaran semakin meluas karena angin bertiup kencang sementara banyak dahan dan rumput kering di Kawasan Puncak Lawu karena kemarau panjang. (Foto: KOMPAS.COM/SUKOCO) 

Suasana kebakaran gunung lawu dari sisi jalan tembus. Sumber gambar Okta.
Suasana kebakaran gunung lawu dari sisi jalan tembus. Sumber gambar Okta.
Kedua, kegemaran membakar sampah kering di musim kemarau saat angin sedang berhembus kencang di musim kemarau juga faktor kemungkinan yang bisa terjadi. 

Apalagi, setelah membakar sampah kemudian ditinggal pergi begitu saja tanpa adanya pengawasan sampai apinya padam.

Pada kasus ini, juga terjadi pada kasus kebakaran dari lahan tebu yang siap panen atau sisa jerami kering di sawah yang dibakar. Beberapa pelepah daun kering yang masih terbakar, bisa jadi terbang terbawa angin yang terhempas dan jadi penyebab kebakaran daerah lainnya.

Ketiga, kekhilafan para pendaki gunung yang membawa botol minuman instan yang terbuat dari gelas atau kaca.

Seharusnya, botol kosong dari gelas itu dibawa turun lagi, namun alih-alih melakukan itu, perilaku pendaki yang ceroboh justru membuangnya ke semak belukar atau ilalang di kanan-kiri jalan setapak menuju ke puncak gunung.

Dampaknya, botol gelas atau pecahan kaca tersebut, mungkin juga telah berfungsi menjadi kaca pembesar (Suryakanta) dan membuat titik api pada ilalang kering di saat matahari bersinar terik pada musim kemarau seperti saat ini.

Kebakaran di Gunung Lawu dekat pemukiman warga desa  Sumber gambar Okta.
Kebakaran di Gunung Lawu dekat pemukiman warga desa  Sumber gambar Okta.
Keempat, Apalagi bila bukan faktor kesengajaan dari manusia karena memang sifat serakah pada eksplorasi kekayaan alam walaupun niat melakukan pembakaran itu terkadang awalnya hanya keisengan belaka dan menyesalinya setelah menjadi petaka.

Sambil termenung, rasanya ada kesedihan mendalam saat melihat gunung Lawu yang terbakar dan hanya mampu berdoa, semoga api segera bisa dipadamkan sebelum menjadi bencana nasional.

"Api, saat kecil menjadi kawan dan apabila besar menjadi lawan"

Renungan Tengah Malam, 1 Oktober 2023. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun