Memang diakui bahwa saat ini fenomena El Nino telah berdampak pada semua negara termasuk negara di dunia yang memiliki 4 musim sekalipun.
"El Nino adalah pemanasan yang berlebihan dan tidak normal pada permukaan air laut di lautan Pasifik. Dampaknya, hawa panas ekstrim menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia".
Akibatnya, banyak negara yang mengalami gagal panen, kekurangan sumber air, berbagai penyakit saluran pernapasan dan kematian mendadak akibat heat waves (gelombang panas) di banyak negara.
Kebalikan dari El Nino adalah La Nina yang membuat masyarakat kedinginan ekstrim bahkan badai salju di beberapa negara.
Semua itu karena permukaan lautan Pasifik berubah menjadi dingin berkepanjangan. Tingkat dampak kerusakan akibat La Nina pada alam dan manusia juga sama besarnya seperti halnya El Nino.
Manusia juga harus dijadikan tersangka?
Tentu saja harus! Sudah bukan rahasia lagi bahwa alam ini rusak juga ulah kita semua sebagai manusia.
Perilaku buruk kita pada alam dalam mengeksplorasi kekayaan alam tanpa batas dengan mengatas namakan komoditas ekonomi telah mengakibatkan penderitaan pada manusia di masa depan.
Coba cermati satu kasus kebakaran hutan yang terjadi di gunung lawu saat ini, pernahkah terpikirkan dari mana asal muasalnya titik apik?
Pertama, kebiasaan buruk dari para perokok yang membuang puntung rokok sembarangan dengan menjetikannya ke pinggir jalan tanpa memastikan bahwa bara api dari puntung rokok tersebut sudah benar-benar padam.
Kebiasaan buruk membuang puntung rokok seenaknya yang masih membara itu mungkin dilakukan oleh mereka yang sedang berjalan kaki, berkendara atau sedang mengemudikan mobil di jalan raya dan hal itu kita sering jumpai.