Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Angkatan Siber sebagai Matra Kelima, Penting tapi Tidak Perlu!

20 Agustus 2023   13:25 Diperbarui: 21 Agustus 2023   14:24 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusinya bagaimana?

Pertama, para generasi muda yang mempunyai kemampuan teknologi informatika, rekayasa teknologi jaringan intra dan inter koneksi (internet), menciptakan aplikasi Artificial Intelligence berbasis website dan kemampuan semua bahasa di dunia, haruslah direkrut untuk mengikuti wajib militer (General Issue) dan ditempatkan pada setiap matra angkatan bersenjata kita.

Mereka diberi pangkat militer berdasarkan strata pendidikan, kecerdasan, usia, fisik atau stamina, jiwa patriotisme dan mental ideologinya demi menjadi benteng pertahanan militer kita saat berdinas di balik layar sebagai "pasukan angkatan siber" yang tangguh.

Kedua, mereka tidak berdiri sebagai pasukan matra khusus, melainkan masuk di dalam kematraan milternya masing-masing. Bagi matra laut sebagai misal, kemampuan mendeteksi penyusup dan penyelundup, baik bawah laut kita adalah tanggung jawab mereka untuk mengetahuinya.

Kejahatan siber perbankan, terorisme, dan konflik internal yang menjurus SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) yang memanfaatkan internet dan berpotensi merusak tatanan masyarakat kita, pasukan siber dari hasil rekrutan "wajib militer" dari POLRI juga harus mampu mewaspadai, menangkal dan mencegah serta menghancurkannya.

Generasi muda Indonesia di ajang International Artificial Intelligence Competition di bidang Robotics dan Cyber. Sumber gambar dokumen pribadi.
Generasi muda Indonesia di ajang International Artificial Intelligence Competition di bidang Robotics dan Cyber. Sumber gambar dokumen pribadi.
Ketiga, kecanggihan dan peralatan perlu dianggarkan lebih pada Alutsita (Alat Utama Sistem Pertahanan) negara terutama pada teknologi informatika yang mendukung penuh pada pengamanan sistem pertahanan perang siber bila memang benar terjadi di masa depan.

Di zaman digital ini, bila tidak diantisipasi oleh negara kita, semua data pribadi siapapun dan apapun dari setiap warga masyarakat akan dengan mudah dibobol oleh para hackers yang berniat jahat.

Baca Juga :  Artificial Intelligence, Mesin CNC,  Chat GPT dan Search Engine adalah kita

Jadi angkatan siber juga akan bisa menjadi ancaman internal yang serius pada suatu negara itu sendiri bila tidak adanya sistem kontrol, komando yang loyal dan pengawasan yang solid sebagai salah satu bagian sistem pertahanan negara.

Perang konvensional versus perang modern

Coba cermati perang yang masih berlangsung antara negara Rusia dan Ukraina yang masing-masing mengklaim telah memenangkan perang. Anehnya, mana informasi yang benar dan yang tidak, akan sulit diketahui oleh masyarakat dunia lain karena peranan pasukan siber mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun