Akan tetapi para tokoh pergerakan muda Indonesia, Soekarno, M.Hatta dan tokoh nasional lainnya tahu bahwa semua itu adalah janji kosong.Â
Hal itu semata untuk meredam gejolak pemberontakan dari tentara yang diinisiasi dan dipimpin oleh Supriyadi dari PETA (Pembela Tanah Air).
Juga, kekalahan demi kekalahan telah menimpa pasukan Jepang di hampir semua kawasan di medan perang Asia Pasifik pada akhir tahun 1944 sampai dengan pertengahan 1945 oleh tentara Sekutu yang dipimpin oleh negara Amerika Serikat.
Maka tanggal 2 April 1945, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).Â
Karena BPUPKI itu dianggap sebagai badan abal-abal bentukan Jepang, Soekarno pun menolak dan dia dengan beberapa tokoh pemuda segera membentuk dan mengetuai PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Janji palsu Jepang itu akhirnya dikenal sebagai Janji Koiso dan Soekarno mengetahui bahwa Jepang tidak akan pernah menepati janjinya karena itu sebenarnya hanya strategi untuk mengulur waktu atas pendudukan Jepang di bumi Nusantara.
Begitu tersiar kabar bahwa Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak akibat dijatuhkannya bom atom dan hal itu membuat Jepang menyerah tanpa syarat pada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, beberapa negara bekas jajahan Jepang segera memproklamirkan kemerdekaannya.
Salah satunya adalah negara Korea yang menyatakan hari kemerdekaannya pada tanggal 15 Agustus 1945. Berita itu pun akhirnya tersiar secara cepat.
Makna dibalik Penculikan Soekarno dan M.Hatta.
Para pemuda seperti Soekarni, Wikana, Choirul Saleh dan lainnya yang geram karena Soekarno sebagai ketua PPKI tidak segera merespon berita tersebut, maka pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 03.00 WIB, mereka "menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.
Tuntutannya hanya satu, yakni meminta Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu apapun.