Belajar dari alih profesi yang sudah diputuskan oleh kedua sahabat di saat karirnya yang menanjak dalam awal artikel di atas, ternyata ada 2 faktor yang bisa dikatakan menjadi "beban" secara moril maupun materiil bagi mereka.
Pertama Faktor Internal, yaitu beban terbesar adalah dirinya sendiri. Konflik batin sebelum dan setelah memutuskan untuk alih karir atau profesi bisa membesar ke arah vertikal dan horisontal terutama jika ada perberbedaan pendapat dari keluarga, orangtua, khususnya dari istri/suami.
Perihal keilmuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mengadapi di profesi barunya juga akan menjadikan pemikiran mendalam. Mampukah dirinya untuk eksis dan survive di peningkatan ekonomi setelahnya?
Kedua Faktor Eksternal, yaitu daya dukungan dari permodalan bila membuka usaha, tabungan awal untuk menopang ekonomi pada masa transisi saat alih profesi, jenis-jenis bidang usaha yang akan digeluti di tahap awal pasca resign dari pekerjaan lama dan penghasilan yang mapannya.
Penghasilan istri/ suami di masa krisis sebelum alih profesi atau karir dinyatakan berhasil dan juga lapangan pekerjaan masih tersedia atau tidak, merupakan faktor yang harus dipertimbangkan sebagai beban psikologis bersama.
Sahabat saya, Dhestan mengaku bahwa pada masa transisi dan bisa disebut sebagai titik masa kritis karena harus mengalami tekanan dalam hal ekonomi di saat tabungan sudah menipis bahkan dia harus menjual mobil satu-satunya.Â
Untungnya, istrinya berstatus ASN guru di salah satu SMA Negeri di kota saya sehingga masih ada penghasilan tetap untuk hidup per bulannya.
Namun, seiring waktu, dunia usaha yang dirintisnya seperti toko bangunan, usaha jasa laundry dan onlineshop serta katering mengalami peningkatan keuntungan dan akhirnya dukungan pun mengalir dari semua pihak.
Penampilan yang tadinya terbiasa dengan disiplin jam kantor yang ketat dari pagi sampai malam, berpakaian branded, necis, rapi dan berdasi harus direlakan dan berubah total menjadi bercelana pendek, kaos oblong serta jam kerja yang bebas sebagai wirausawan muda.
Hal terpenting, saat ini dia mengaku bahwa hatinya merasa nyaman dan tentram karena ada waktu untuk keluarga lebih banyak di kesehariannya dan merasa bebas karena tidak dikejar target apapun.