Sudah jadi mahfum orang banyak saat melihat anak muda di sini yang merokok beramai-ramai bahkan dengan mengenakan seragam sekolah pun, mereka juga berani. Masyarakat yang melihatnya juga terkesan cuek saja dan menganggap hal itu bukan urusannya.
Pernah ada kasus di sekolah saat saya memanggil salah satu orangtua yang anaknya sebagai murid di saya kedapatan merokok dan jawaban orangtuanya sungguh mengejutkan karena dia juga mengizinkan anaknya tadi untuk bebas merokok di rumah.
Saya hanya bisa mengelus dada. Bila seperti itu, guru atau pihak sekolah menjadi tak berdaya untuk melarangnya dan hanya bisa mengingatkan bahwa merokok di lingkungan sekolah adalah pelanggaran berat.
Saya sebagai pendidik juga menyadari fenomena tersebut. Anak-anak sekolah yang pada umumnya berasal dari daerah pedesaan, sejak berada di bangku sekolah dasar atau sekolah menengah pertama, mereka sudah mulai mengenal rokok untuk pertama kalinya.
Coba saja cermati, bila ada hajatan selamatan dan pernikahan di desa atau kampung, anak-anak remaja itu segera ikut sibuk membantu menjadi peladen, atau pelayan yang menghantarkan makanan ke para tamu undangan.
Di situlah mereka mulai bebas karena melihat banyak temannya yang merokok. Bila tidak mau ikut, pasti akan dianggap BUKAN lelaki sejati atau macho seperti dalih Cak Nun di atas.
Salam
Keheningan malam di Magetan
3 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H