Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pertanyaan yang (Tidak) Perlu

15 Mei 2023   13:53 Diperbarui: 20 Mei 2023   16:00 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga. Pertanyaan sebagai alat untuk menguji. Sebagai misal guru di kelas, dosen di ujian skripsi, dan tempat lainnya bahwa si penerima materi bahasan sudah bisa dikatakan 'sudah memahami'.

Dari ketiga narasi sifat pertanyaan di atas sesuai konteksnya sangatlah diperlukan. Hanya saja, saat narasi itu dibalik dari si penerima materi bahasan, maknanya bisa menjadi sedikit bias.

Iluatrasi: murid sedang memberikan pertanyaan. (Foto: dokumentasi pribadi
Iluatrasi: murid sedang memberikan pertanyaan. (Foto: dokumentasi pribadi

Tipe Kepribadian dan karakter dari si penerima materi bahasan juga menentukan apakah pertanyaan menjadi diperlukan dalam proses penyampaian materi bahasan secara lisan baik di kelas atau di ruang pertemuan lainnya.

Tipe Sok Tahu. Pada tipe ini, orang yang bertanya tidak atau belum memami materi bahasan dan terkadang menjadi cemohan peserta lainnya karena pertanyaannya justru menyimpang jauh dari topik bahasan utama.

Tujuan lainnya adalah agar dirinya dianggap sebagai orang yang serba tahu oleh peserta atau para penerima materi bahasan.

Tipe Penguji. Ada dari penerima materi yang juga melakukan pertanyaan dan cenderung mengajak berargumentasi dengan tujuan untuk menguji kemampuan atau tingkat inteligensia dari nara sumber atau pemberi materi bahasan.

Tujuan lainnya, untuk menunjukan bahwa dia ingin para peserta lain menganggap dirinya sebagai orang yang pandai atau cerdas. Mereka tipe penanya yang sudah mengerti materi bahasannya tapi pura-pura tidak tahu.

Tipe Tidak peduli. Saat bertemu dengan tipe penanya seperti ini, proses transfer of knowledge atau informasi terlihat tidak sehat karena pemberi materi tidak mengetahu bahwa responden mereka sudah paham, mengerti atau tahu.

Tipe ini umumnya tergolong cerdas dan mudah menyesuaikan diri bila terpaksa harus memberikan pertanyaan. Jika bertanya pun, karena, memang dirinya benar-benar tidak tahu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun