Saat termenung di siang pada bulan Ramadan, saya berfikir bagaimana bisa memberikan inspirasi tentang kehidupan umat muslim yang masih dilanda perang. Â
Saya berharap, melalui film yang bernuansa reliji dalam bentuk lain kepada anak didik, akan membuat ukhuwah islamiyah mereka menjadi lebih kuat.
Nah, film yang berjudul apa yang tepat untuk ditonton oleh mereka di bulan puasa ini harus ditimbang dampak baik dan buruknya. Mana yang lebih dominan, tertuang juga akhirnya dalam artikel ini.
Mungkin saya sedikit keterlaluan, karena film yang akan saya rekomendasi untuk ditonton adalah jenis film bergenre reliji dan perang sekaligus. Tidak ada unsur roman picisan sama sekali dalam alur ceritanya.
Akan tetapi, bagi mereka yang berjiwa lemah dan tidak tahan akan adegan kekerasan yang ditampilkan dalam film ini, sebaiknya tidak perlu memaksa untuk menontonnya.
Sebagai saran, tonton dulu trailer dari link Youtube yang saya sisipkan di artikel ini untuk melihat sekilas kualitas alur ceritanya.
Apa judul film yang direkomendasikan untuk ditonton?
Judulnya adalah MOSUL. Film yang dirilis oleh Netflik di tahun 2019 ini diambil dari kisah nyata pada artikel yang diterbitkan oleh penerbit New Yorker dengan judul aslinya 'The Desperate Battle to Destroy ISIS'.
Sedangkan berubah menjadi judul MOSUL, karena itu adalah nama satu kota di Irak yang saling direbutkan oleh pihak ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) dan pihak polisi SWAT Irak (Special Weapons And Tactics).
ISIS, adalah perubahan nama setelah Al Qaeeda pecah dan mengusai Iraq selama perang melawan pasukan Amerika dan sekutunya.Â
Sementara itu, pasukan polisi dari SWAT, mengambil alih jalannya ketertiban dan keamanan Irak karena kekosongan kepemimpinan setelah rezim Saddam Husein jatuh.
Pasukan SWAT dari polisi Irak ini menjadi rintangan terbesar bagi ISIS untuk mendirikan pemerintahan baru di negara Irak dan Suriah. Akibatnya, Perang yang sedang terjadi sudah melampui batasan dari sisi kemanusiaan, agama, norma, hukum dan kode etik.
Dikisahkan dalam alur cerita, karena ISIS kesulitan dalam mengalahkan pasukan SWAT yang militan dan terlatih, mereka menculik dan membunuh semua anggota keluarga dari para pasukan SWAT tersebut.
Bahkan memperkosa istri dari pasukan SWAT sampai hamil. Hal ini membuat motif perang berubah menjadi masalah dendam pribadi dan dampaknya, perilaku setiap pasukan SWAT yang tersisa dianggap lebih sadis daripada ISIS.
Pemeran utama, Mayor Jasem ( Suhail Dabbacach), sebagai komandan SWAT yang tersisa, tetap memburu semua anggota ISIS dan anteknya serta langsung mengeksekusinya. Â Sedangkan Kawa Salah Al-Faily (Adam Bessa), adalah rekrutan baru yang tadinya lugu, polos, lembut, patuh dan sopan, telah menjadi orang yang berdarah dingin gara-gara perang.
Naskah film yang ditulis dan disutradarai oleh Matthew Michael Carnahan ini memberikan gambaran yang nyata bahwa kehidupan ini tidak melulu indah.Â
Perang yang terjadi juga tidak antar agama yang berbeda. Bisa saja sesama agama, keyakinan, suku dan faktor lainnya.
Pesan yang ingin disampaikan ke kita bahwa Perang, tidak ada yang membawa atau memberikan manfaat apapun. Baik bagi pemenang sekalipun, mereka juga mengalami kerugian.Â
Apalagi bila perang yang terjadi itu justru antar negara atau sesama muslim. Menyedihkan, bukan!? Selanjutnya, siapa yang mati syahid?Â
Silakan menonton film selengkapnya di kanal Youtube dan setelah itu sebaiknya jadikan sebagai bahan perenungan bagi kita semua sebagai orang muslim.
Salam Ramadan!
Samber 2023 hari ke 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H