Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Suasana Ramadan Masa Kecil di Komplek Militer

2 April 2023   15:44 Diperbarui: 2 April 2023   15:49 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Fabi ayyi aala'i Rabbikuma tukadziban", yang artinya Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman ayat 10-13).

Memasuki sepuluh hari kedua yang penuh ampunan di bulan Ramadan ini, alhamdulillah jiwa dan raga kita rasanya semakin fit dan sehat karena manfaat tersembunyi lainnya dari ibadah puasa bagi tubuh adalah detoksinasi.

Itu adalah pengeluaran racun di dalam tubuh secara alami akibat banyak zat berbahaya dari luar yang masuk dalam tubuh dan mengembalikan fungsi organ tubuh pada kondisi semula. Ibarat komputer, kita di-reset lagi sistem kerja tubuh kita agar semakin prima.

Termasuk juga jiwa yang kembali menjadi bersih dari sifat iri, dengki, marah, jahat, malas, kikir, tamak dan masih banyak lagi. Semua itu berkat bulan suci ramadan yang penuh berkah ini.

Dalam Surat Ar Rahman, Kalimat "Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?", itu diulang sampai 31 kali. Itu artinya jika kita tidak pandai dalam mensyukuri nikmat Allah SWT, maka kita akan termasuk pada golongan orang yang merugi.

Dalam duduk bertafakur selepas salat duhur, dengan suasana mendung yang menurunkan hujan gerimis, saya mencoba untuk mengingat kembali nostalgia masa kecil saat bulan ramadan di komplek militer di Surabaya

Ayah adalah seorang militer dan sering berpindah tugas keliling nusantara, sehingga masa kecil sampai remaja, saya habiskan di komplek perumahan milik Komando Daerah Militer V (Kodam) Brawijaya di Surabaya.

Kehidupan keluarga militer yang saya terima, sangatlah keras dan itu membuat saya menjadi lebih disiplin. 

Rentang tahun 1972 sampai dengan 1986, itu adalah nostalgia terindah masa kecil saya yang tidak bisa dibandingkan dengan masa remaja anak milenial saat ini.

Mengapa demikian?

Bayangkan saja, pada era itu, saat menjalankan ibadah puasa wajib, karena tidak adanya atau minimnya media elektronik sebagai sumber informasi, waktu sahur dan berbuka sangatlah tidak akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun