Tidak heran bila Pulau Nami dijadikan lokasi syuting untuk banyak drama Korea, khususnya drama yang ber-genre romantis dan sejarah kerajaan Korea.Â
Semua hal itu menjadikan bahan perenungan yang mendalam saat sedang mengamati gaya arsitektur yang unik dan menarik.
Bagaimana kecerdasan perhitungan bangunan dengan menggabungkan bentuk, fungsi, keindahan dari rancangan bangunan di situ menunjukkan bahwa arsiteknya dianugerahi kemampuan dan talenta yang istimewa.
Sedangkan, mereka para teknik sipilnya, yang menyiapkan rancang bangun, pemilihan bahan bangunan, pengukuran kekuatan dan penghitungan pembiayaannya adalah para profesional hebat di kanal yang berbeda untuk tujuan yang sama.
Bila boleh bercanda, dalam beberapa pandangan sama, sepertinya mereka, para arsitek akan mendapat nama besar dan termasyhur dari rancangan bangunannya. Sedangkan, mereka, para teknik sipilnya yang menikmati keuntungan secara finansial dan material.
***
Membahas bangunan di atas, pikiran saya jadi kembali ke masa kecil saat melihat arsitektur rumah nenek di desa yang berbentuk joglo atau prisma.
Rumah nenek yang kebanyakan semua materialnya terbuat dari kayu jati itu bisa berderet-deret sampai 7 atau 8 rumah.
Fungsi utamanya, ternyata untuk menyimpan hasil panen, seperti padi, kedelai, tembakau dan lainnya di rumah tengah.Â
Sedangkan, rumah depan adalah untuk meletakkan sapi atau kerbau saat malam hari agar tidak dicuri.Â
Rasanya masih segar diingatan saya tentang aroma kotoran dan banyaknya lalat yang berterbangan di dalam rumah baik siang maupun malam hari.Â
Sungguh tidaklah nyaman bila masa liburan sekolah tiba, pastilah saya akan diantar pulang oleh ibu untuk menemani nenek di desa.Â