Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demi NKRI, Seharusnya Ada Pertukaran Pelajar Tingkat Nasional!

7 Maret 2023   04:30 Diperbarui: 7 Maret 2023   13:30 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam artikel berikut ini, saya akan mencoba untuk membahas betapa pentingnya pertukaran pelajar untuk murid setingkat sekolah menengah atas (SMA) dalam skala nasional.

Sedangkan di artikel sebelumnya, telah disampaikan bahwa banyak pelajar tingkat SMA dari Indonesia yang telah mengikuti program pertukaran ke luar negeri. Bahkan, mereka, para tokoh nasional kita, saat masih menjadi murid SMA, banyak yang telah mengikuti program tersebut.

Mereka semua yang kembali ke tanah air selanjutnya disebut returnees, yaitu para pelajar yang telah dianggap berhasil menjalankan tugasnya dengan baik sebagai duta pelajar Indonesia di luar negeri.

Baca Juga : Seluk Beluk Pertukaran Pelajar Internasional, Ini Gambarannya!

Memperhatikan keseluruhan program pertukaran pelajar Internasional itu, sejujurnya, ada satu hal yang membuat saya bertanya-tanya dalam hati sampai sekarang.

Mengapa Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, TIDAK menginisiasi atau mengadakan program pertukaran pelajar tingkat SMA antar Provinsi di seluruh Indonesia?

Jika memang ingin menanamkan rasa nasionalisme sejak dini pada para generasi muda kita, seharusnya ada program pertukaran pelajar tingkat SMA antar sekolah di Indonesia. 

Kenapa harus murid setingkat sekolah menengah atas (SMA)?

Hal itu karena murid setingkat SMA dianggap sudah dewasa dalam berfikir, mandiri dan sudah punya tanggung jawab dibanding murid di SMP atau SD.

Dimana anak yang naik ke kelas XI, atau 2 SMA, perlu diberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di semester 3 atau 4-nya di salah satu sekolah menengah atas (SMA) di salah satu kota di  Provinsi lain di seluruh Indonesia.

Konsepnya bagaimana?

Pertama, program ini ber-beasiswa, yaitu mereka yang telah terseleksi, boleh belajar selama 1 semester ( 6 bulan ) dan semua pembiayaan program mulai dari tiket, uang saku dan akomodasi dianggarkan dari Anggaran Kemdikbud Ristek RI yang bekerja sama dengan para sponsor dan donatur lain tentunya.

Misalnya dari Individu, lembaga non pemerintah atau dari banyak CSR (Corporate Social Responsbility), baik perusahaan swasta dan juga milik pemerintah.

Kedua, program ini dijalankan dengan sistem seleksi seperti halnya yang telah dilakukan kepada para peserta untuk pertukaran pelajar tingkat Internasional oleh Yayasan Nir-laba, yaitu Bina Antarbudaya, Jalan Limau 1 No.22 Kebayoran baru, Jakarta.

Lembaga yang memiliki ratusan pelajar sebagai returnee dari tugas luar negerinya, dan selanjutnya mereka bersukarela menjadi relawan (Volunteer) untuk menjadi panitia seleksi bagi peserta berikutnya. 

Mereka semua tersebar di 20 Chapter di seluruh Provinsi di tanah air dan mampu untuk menjalankan program pertukaran pelajar untuk tingkat nasional, yaitu mulai dari pemberian informasi, seleksi dokumen, tes tulis dan wawancara berikut penempatan sekolah dan provinsinya, termasuk pemilihan program orangtua asuhnya.

Baca Juga : Bersediakah Anda Menjadi Orangtua Asuh Bagi Pelajar Asing? Ini Caranya!

Ketiga, program ini akan meliputi peningkatan akademik, pemahaman budaya dan bahasa dari berbagai daerah yang berbeda di tanah air pada seluruh pelajar yang mengikuti program tersebut.

Misalnya, satu siswa pertukaran dari SMA 1 Magetan, Jawa Timur, boleh menyelesaikan semester 3 atau 4-nya di SMA 1 Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Lagi, satu siswa dari SMA 2 Madiun, Jawa Timur, bisa belajar selama 1 semester di SMA 1 Denpasar, Bali dan juga juga, satu siswi dari SMA 1 Medan, Sumatera dikirim ke SMA 1 Pamekasan, Madura.

Lihatlah!, betapa akan indahnya rasa kekeluargaan seluruh suku di masyarakat Indonesia di masa depan. 

Sedangkan regulasi lengkap yang mengatur program pertukaran pelajar tingkat nasional ini selanjutnya bisa diatur dalam proposal lengkap oleh lembaga Bina Antarbudaya.

Keempat, nilai ulangan harian, ulangan tengah semester atau akhir semesternya, akan dikirim ke sekolah asal untuk pengisian buku raport para peserta yang sedang mengikuti program pertukaran tersebut.

Kelima, program ini bersifat Immersion (Celupan), yaitu memberikan warna akan rasa cinta tanah air kepada para anak didik selaku generasi muda. 

Pengalaman mereka tinggal dan bersekolah di Provinsi lain di tanah air, akan membentuk rasa kepedulian mereka untuk selalu menjaga keutuhan NKRI.

Tujuannya apa juga?

Jelas sekali bahwa para generasi muda saat ini, yang sering dikenal dengan generasi milenial,  harus memahami secara langsung kehidupan masyarakat di daerah lain termasuk juga budaya dan bahasa daerahnya.

Juga, sudah saatnya Program Kebhinekaan Global diwujudkan dalam bentuk aksi nyata. Saya yakin, program ini akan bisa berjalan dengan baik apabila didukung oleh semua masyarakat dan stakeholders pendidikan termasuk juga dari pemerhati pendidikan di Indonesia.

Program pertukaran pelajar tingkat nasional ini diharapkan akan membentuk para generasi muda untuk selalu mempunyai karakter dan jiwa nasionalisme yang tinggi, berfikir kreatif, inovatif dan kritis demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia di masa depan.

Selanjutnya, saya hanya berdoa pada Allah SWT, agar Mendikbud Ristek RI, Bapak Nadiem Makarim berkenan membaca artikel tentang inisiasi program pertukaran pelajar untuk tingkat nasional ini dan segera bisa mewujudkannya.

Terakhir, bagaimana dengan pendapat Anda?

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun