Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

New World Artikel Utama

Artificial Intelligence Era: Chat-GPT, CNC, dan Search Engine adalah Kita

22 Februari 2023   11:30 Diperbarui: 22 Februari 2023   17:02 3023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pabrik mobil, KIA di Gwangju, Korea Selatan. Dokumen Pribadi.

Asyiknya, saat ada tes semester misalnya, jawaban yang berbasis Esei dalam jawabannya, aplikasi Chat-GPT ini akan sangat bermanfaat dan membantu otak anak didik dalam mendapatkan pemahaman untuk menuju proses kecerdasan berikutnya, yaitu analisa dan daya kreasi.

Hebatnya, aplikasi ini diperkirakan bisa mempermudah guru dan dosen juga dalam proses mengajar di dunia pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Tapi, tunggu dulu! Memangnya tidak ada ekses negatifnya?

Semua hal di dunia ini, apapun itu, pasti mempunyai manfaat dan kerugiannya. Tinggal, mana porsi terbesar dari masing-masing sisi itu. Ingat, saat kalkulator dibuat, juga saat kamera digital mendunia, semua teknologi lama menjadi tergerus zaman.

Pro dan kontra selalu mewarnai proses sebuah inovasi teknologi di seluruh dunia. Manusia bisa salah langkah dan menjadi selalu tergantung pada aplikasi Chat-GPT itu. Otak menjadi tidak 'terlatih'. Dampaknya, dianggap sebagai orang yang malas berfikir.

Menyikapi hal itu, masyarakat Indonesia, sebaiknya segera menyesuaikan diri dan menerima proses datangnya era Artificial Intelligence atau era kecerdasan buatan yang semakin gencar.

KIA-Pabrik Mobil, Gwangju, Korea Selatan. Dokumen Pribadi
KIA-Pabrik Mobil, Gwangju, Korea Selatan. Dokumen Pribadi
Di situlah dunia pendidikan berperan utama untuk menyiapkan generasi yang lebih unggul dan cerdas dalam menyikapi AI, seperti Internet, Chat-GPT, Mesin CNC, Robot, Search Engine, Google. Itu adalah "hidup"  kita semua.

Banyak orang berpendapat bahwa aplikasi komputer telah mengambil alih peran guru dan dosen dalam mengajar. Namun, masyarakat juga harus tahu dan tidak perlu cemas bahwa secanggih apapun teknologi, TIDAK akan pernah bisa menggantikan guru dalam mendidik karakter dan budi pekerti luhur pada hati anak didik.

Generasi muda Indonesia harus diberi ruang untuk mengembangkan daya cipta atau kreasinya di bidang rekayasa informatika, teknologi komunikasi, rekayasa genetika atau kemampuan berinovasi teknologi lainnya pada semua aspek kehidupan.

Saya masih ingat kuat, saat mendampingi delegasi pelajar Indonesia di ajang International Robotic Festival di Okayama, Jepang 2019,  Anak-anak Indonesia di sana, secara membanggakan mampu membuktikan dan telah menyabet berbagai juara utama dari berbagai kategori lomba robot.

Di Era AI ini, kita semua harus hidup damai dan berdampingan dengan teknologi hasil dari Artificial Inteligence. Tidak perlu terlalu apriori dan menolak keras akan sebuah kemajuan teknologi, khususnya di bidang komputer dan informatika.

Bila itu terwujud, masyarakat Indonesia tidak akan pernah gagap teknologi dan itu yang kelak menghantarkan kita menjadi sebuah negara maju yang disegani bangsa dan negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun