Ramai-ramainya setelah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), terkadang juga menciptakan peluang lapangan kerja yang lain. Namun, itu hanya berlaku bagi mereka yang punya jiwa pantang menyerah, kreatif dan berusaha mencari terobosan agar bisa survival untuk bertahan hidup.
Mereka para korban PHK, yang tadinya berada pada kaum job seekers, sekarang berubah menjadi job makers. Salah satunya yang berhasil, sebut saja namanya Mas Hari. Beliau meminta nama samaran saja saat menceritakan kisah hidupnya.
Setengah bercanda, saya mencoba menggodanya bahwa nama samaran itu pasti demi menghindari agar dia tidak dikenali oleh mantan pacarnya. Mendengar itu, Mas Hari tertawa lepas dengan giginya yang terlihat rapi.
Semua dialog itu terjadi saat beliau mengantarkan saya dengan mobilnya VolkkWagen (VW) untuk berkeliling desanya di daerah Borobudur, Jawa Tengah.Â
Mobil buatan negara Jerman yang berarti 'Mobil Rakyat' yang kami tumpangi itu ternyata masih handal juga. Hal itu terbukti saat mampu melibas jalan menanjak sekalipun.
Mobil VW yang bentuknya kotak, mengingatkan kita dengan mobil para Camat di masa Orde Baru. Mobil itu sering kita mengenal dan menyebutnya dengan Mobil VW Safari.
Nah, Mas Hari bersama para 300-an koleganya mempunyai ide untuk membuat komunitas VW dan menggunakannya untuk disewakan pada wisatawan domestik dan manca negara bila ingin Family Touring mengelilingi desa. Juga banyak rumah menyediakan homestay bagi yang ingin menginap.
Dari ceritanya yang saya tangkap, bila situasi ramai, satu hari beliau bisa mengantongi penghasilan kotor sekitar Rp 800.000. Anda kalikan sendiri bila kondisi tetap ramai dalam satu bulannya, berapa yang akan diterima beliau? Banyak, kan!? Bisa kalah nih gaji para pegawai negeri.
Gara-gara komunitas VW seperti itu, dampaknya ternyata juga bisa mendongkrak harga mobil bekas buatan Jerman itu. Bahkan, ada yang laku sampai 125 - 150 juta Rupiah.Â
Mau tahu? Mobil yang dulu tidak pernah dilirik sama sekali, kini menjadi rebutan semua orang. Tentu saja karena nilai keunikannya. Blessing in disguise, right?! Â Yang berarti Berkah yang tersembunyi.
Sampai di satu lapangan, Mas Hari menyempatkan untuk berhenti sambil menunggu Convoi VW lainnya untuk bergabung. Tiba-tiba, dia bertanya pada saya apakah saya menyukai mobil VW atau pernah mempunyainya.
Dengan tersenyum, saya jawab bahwa saya tidak menyukai mobil VW dan tidak akan membeli meskipun harganya murah.
Mas Hari dengan wajah sedikit kaget menoleh ke arah saya karena penasaran. Saya pun kembali melanjutkan cerita bahwa dulu, saya pernah ditipu saat membeli mobil VW bekas.
"Ditipu bagaimana, Mas!?" selidiknya dengan nada tidak sabar. Akhirnya, saya jelaskan lagi bahwa setelah membeli mobil VW bekas, segera saya kendarai pulang, namun mogok di tengah perjalanan.
Mau tidak mau, terpaksa saya segera membuka kap depan untuk melihat mesin dan berusaha membetulkan apanya yang rusak.
"Anda tahu, Mas Hari!?, Ternyata mobil yang saya beli itu tidak ada mesinnya. Saya ditipu, kan? Â Bisa jadi, mungkin jatuh selama perjalanan tadi. Untungnya nih!, saat saya membuka bagasi belakang, mobil VW yang saya beli itu ternyata menyediakan mesin cadangan di belakangnya!"
Mendengar itu, ketiga teman saya, Frau Yenidha, Frau Ari dan Herr Isdi yang sedang duduk di belakang dan tadinya juga ikut mendengarkan secara serius cerita saya, tiba-tiba jadi tertawa tergelak karena mereka sudah mengenal karakter humor saya.Â
Kecuali Mas Hari yang masih bengong dan belum paham kemana arah cerita saya tadi.
Salam
nlwzo  zwerxe kzhgkviuvxggvmhv  qfnyovwdliwh ziizmtkziztizksh Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI