Sampai di satu lapangan, Mas Hari menyempatkan untuk berhenti sambil menunggu Convoi VW lainnya untuk bergabung. Tiba-tiba, dia bertanya pada saya apakah saya menyukai mobil VW atau pernah mempunyainya.
Dengan tersenyum, saya jawab bahwa saya tidak menyukai mobil VW dan tidak akan membeli meskipun harganya murah.
Mas Hari dengan wajah sedikit kaget menoleh ke arah saya karena penasaran. Saya pun kembali melanjutkan cerita bahwa dulu, saya pernah ditipu saat membeli mobil VW bekas.
"Ditipu bagaimana, Mas!?" selidiknya dengan nada tidak sabar. Akhirnya, saya jelaskan lagi bahwa setelah membeli mobil VW bekas, segera saya kendarai pulang, namun mogok di tengah perjalanan.
Mau tidak mau, terpaksa saya segera membuka kap depan untuk melihat mesin dan berusaha membetulkan apanya yang rusak.
"Anda tahu, Mas Hari!?, Ternyata mobil yang saya beli itu tidak ada mesinnya. Saya ditipu, kan? Â Bisa jadi, mungkin jatuh selama perjalanan tadi. Untungnya nih!, saat saya membuka bagasi belakang, mobil VW yang saya beli itu ternyata menyediakan mesin cadangan di belakangnya!"
Mendengar itu, ketiga teman saya, Frau Yenidha, Frau Ari dan Herr Isdi yang sedang duduk di belakang dan tadinya juga ikut mendengarkan secara serius cerita saya, tiba-tiba jadi tertawa tergelak karena mereka sudah mengenal karakter humor saya.Â
Kecuali Mas Hari yang masih bengong dan belum paham kemana arah cerita saya tadi.
Salam
nlwzo  zwerxe kzhgkviuvxggvmhv  qfnyovwdliwh ziizmtkziztizksh Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI