Di kota ini, korban hampir mencapai 150 ribu jiwa. Hal itu karena topografi kota Hiroshima yang datar dan luas. ( Hiro berarti luas, dan Shima, berarti pulau).
Ada kisah yang menyedihkan dari dampak bom atom yang meledak, yaitu tentang sosok gadis kecil bernama Sadako Sasaki. Dia juga salah satu korban yang terpapar radiasi sehingga menderita sakit kanker.
Setiap hari, meskipun dalam kondisi sakit, dia berusaha membuat origami burung bangau dari kertas bekas seadanya. Sadako percaya bahwa dia akan bisa sembuh dari penderitaannya bila bisa membuat origami itu sejumlah seribu burung bangau.
Namun sayang, jari tangannya sudah tidak berdaya dalam melipat kertas untuk mewujudkan doanya agar segera sembuh. Belum lagi kulitnya yang hangus, hitam dan melepuh serta perlahan mulai membusuk juga mengelupas karena panas (heat) dari efek ledakan bom atom.Â
Setiap hari, banyak sahabatnya, bahkan orang Jepang lainnya yang tidak kenal sekalipun setelah mengetahui akan hal itu, mereka segera beramai-ramai membantu Sadako untuk membuatkan origami burung bangau agar bisa genap seribu.
Mereka semua juga mendoakan Sadako agar bisa sembuh dari sakitnya. Namun, sayang sekali, belum juga genap bisa merampungkan origami burung bangau tersebut, ajal keburu menjemput Sadako Sasaki, pada akhir tahun 1945.Â
Sejak itu, entah mulai kapan pastinya, setiap berdoa di kuil untuk bersembahyang, orang Jepang akan selalu menyematkan origami burung bangau sebanyak mungkin dengan menggantungkannya di seutas benang sampai sekarang ini dengan harapan tercipta adanya perdamaian di seluruh dunia.
Arigatou Gozaimasu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H