Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sadako, Bom Atom dan Origami Burung Bangau

4 Januari 2023   17:02 Diperbarui: 6 Januari 2023   02:18 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri.Taman Perdamaian Bom Atom Nagasaki.

Di kota ini, korban hampir mencapai 150 ribu jiwa. Hal itu karena topografi kota Hiroshima yang datar dan luas. ( Hiro berarti luas, dan Shima, berarti pulau).

Ada kisah yang menyedihkan dari dampak bom atom yang meledak, yaitu tentang sosok gadis kecil bernama Sadako Sasaki. Dia juga salah satu korban yang terpapar radiasi sehingga menderita sakit kanker.

Setiap hari, meskipun dalam kondisi sakit, dia berusaha membuat origami burung bangau dari kertas bekas seadanya. Sadako percaya bahwa dia akan bisa sembuh dari penderitaannya bila bisa membuat origami itu sejumlah seribu burung bangau.

dokpri. Loc.Fushimi inari, Kyoto
dokpri. Loc.Fushimi inari, Kyoto
Namun sayang, jari tangannya sudah tidak berdaya dalam melipat kertas untuk mewujudkan doanya agar segera sembuh. Belum lagi kulitnya yang hangus, hitam dan melepuh serta perlahan mulai membusuk juga mengelupas karena panas (heat) dari efek ledakan bom atom. 

Setiap hari, banyak sahabatnya, bahkan orang Jepang lainnya yang tidak kenal sekalipun setelah mengetahui akan hal itu, mereka segera beramai-ramai membantu Sadako untuk membuatkan origami burung bangau agar bisa genap seribu.

Mereka semua juga mendoakan Sadako agar bisa sembuh dari sakitnya. Namun, sayang sekali, belum juga genap bisa merampungkan origami burung bangau tersebut, ajal keburu menjemput Sadako Sasaki, pada akhir tahun 1945. 

Sejak itu, entah mulai kapan pastinya, setiap berdoa di kuil untuk bersembahyang, orang Jepang akan selalu menyematkan origami burung bangau sebanyak mungkin dengan menggantungkannya di seutas benang sampai sekarang ini dengan harapan tercipta adanya perdamaian di seluruh dunia.

dokpri.
dokpri.
Yoroushiku onegaishimasu!
Arigatou Gozaimasu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun