Di tengah dinamika kepastian pemerintah dalam pemberantasan korupsi, tentulah penduduk Indonesia bersyukur akan kehadiran teknologi. Dunia digital seolah mampu memberikan suntikan penduduk 'dunia maya' atau netizen dalam mengawal setiap kasus korupsi yang ada di Indonesia. Dahsyatnya teknologi 'viral' mampu mengungkap kasus korupsi dan memaksa penyelesaiannya segera dilakukan. Misalnya saja kasus Rafael Alun selaku pegawai Dirjen Pajak Kemenkeu yang menjadi tersangka pasca anaknya melakukan perundungan.
Kembali pada persoalan Indonesia Emas 2045, ia akan mampu terwujud bilamana kemiskinan dan ganguan kesehatan terjawab. Dan untuk menjawab permasalahan sosial semacam itu dibutuhkan langkah konkret mulai dari pemberantasan korupsi. Karena dengan menihilkan korupsi, maka kekayaan negara akan kembali dan tersalurkan ke segenap elemen masyarakat yang membutuhkan. Artinya bahwa pemberantasan korupsi memiliki implikasi positif sebagai jawaban atas visi Indonesia Emas 2045.
Indonesia Emas 2045 Tapi Sekarang Masih Korupsi, Mungkinkah Terjadi?
Korupsi memang sudah mengakar kuat dalam kekuasaan. Namun memberantas korupsi bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Kehadiran teknologi dan budaya 'viral' ditambah kualitas pendidikan penduduk akan membantu proses pemberantasan itu. Begitu juga dengan visi Indonesia Emas 2045, ia bukanlah visi yang mustahil dicapai. Integrasi pemberantasan korupsi menjadi kunci mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Bangsa ini masih memiliki waktu kurang lebih 20 tahun lagi dalam menyongsong bonus emas itu. Memang tidak lama, tapi jika waktu itu dimaksimalkan guna pemberantasan korupsi tentulah visi Indonesia Emas 2045 itu akan mungkin terjadi. Dan segenap elemen bangsa, khususnya para netizen yang kerap mengawal pemberantasan korupsi akan mencetak sejarah baru dalam peranan bangsa ini.
Sumber:
[1]. CNN Indonesia. 2024. 3 Capres-Cawapres Tiba di KPK Hadiri Acara Paku Integritas. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240117194059-617-1050901/3-capres-cawapres-tiba-di-kpk-hadiri-acara-paku-integritas (Diakses pada 19 Januari 2024, pukul 11.21 WIB).
[2]. TI Indonesia. 2023. Indeks Presepsi Korupsi Indonesia 2022. https://ti.or.id/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2022-mengalami-penurunan-terburuk-sepanjang-sejarah-reformasi/ (Diakses pada 19 Januari 2024, pukul 11.21 WIB).
[3]. ICW. 2023. Laporan Akhir Tahun ICW 2022. https://antikorupsi.org/id/laporan-akhir-tahun-icw-2022#:~:text=Menurut%20catatan%20TI%20Indonesia%2C%20peringkat,Timor%20Leste%2C%20Vietnam%20dan%20Thailand. (Diakses pada 19 Januari 2024, pukul 11.21 WIB).
[4]. Joniarta, I W. 2018. Bantalitas Korupsi di Indonesia (Suatu Tinjauan Dari Prespektif Budaya). Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, Vol. 2(1), hlm. 149-156.
[5]. MC. Ricklefs. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.
[6]. Suraji. 2008. Sejarah Panjang Korupsi di Indonesia & Upaya Pemberantasannya. Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, Vol. 12 (2), hlm. 135-148.
[7]. Bappenas. 2023. SDGs Adalah Pokok Penting Acuan Mencapai Indonesia Emas 2045. https://sdgs.bappenas.go.id/sdgs-adalah-pokok-penting-acuan-mencapai-indonesia-emas-2045/ (Diakses pada 19 Januari 2024, pukul 11.21 WIB).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H