Mohon tunggu...
Earth Hour Indonesia
Earth Hour Indonesia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Earth Hour 2015: Sabtu, 28 Maret 2015 pukul 20.30 waktu setempat. Setelah satu jam, jadikan gaya hidup. Ini Aksiku! Mana Aksimu? earthhour.wwf.or.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gara-gara Earth Hour

28 April 2014   21:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_333741" align="aligncenter" width="594" caption="Aktivis acara peluncuran kampanye lingkungan Earth Hour 2013 yang difasilitasi WWF berjalan kaki di Jalan MH Thamrin, Jakarta, membawa papan bertuliskan "][/caption]

Hari Selasa, 22 April 2014 kemarin, ranah Twitter sempat diramaikan oleh hashtag #Gara2EH dari orang-orang yang sudah beraksi maupun merasakan manfaat dari gaya hidup ramah lingkungan yang disuarakan oleh Earth Hour Indonesia.

Bersamaan dengan momen Hari Bumi, Earth Hour Indonesia juga tengah menyelenggarakan diskusi yang membahas tentang gerakan Earth Hour Indonesia di mata publik. Diskusi yang bertajuk #Gara2EH ini dihadiri oleh para penggiat media sosial, penggiat kampanye kreatif, juga pemerhati lingkungan, seperti Wahyu Aditya (HelloMotion, HelloFest, dan KDRI), Shafiq Pontoh (Indonesia Berkebun, Ayah ASI, dan Indonesia Berkibar), Dr. Efransjah (CEO WWF-Indonesia), Agus Sari (pemerhati advokasi lingkungan hidup), dan para Earth Hour Champions dari seluruh Jabodetabek.

Dalam diskusi, Wahyu Aditya mengungkapkan bahwa keadaan infrastruktur di Indonesia yang terbatas sebenarnya dapat menjadi pemicu bagi masyarakat, khususnya anak muda, untuk membuat hal-hal baru yang bersifat kreatif di Indonesia.

Tentunya, bentuk-bentuk kreativitas perlu disebarkan dan diketahui oleh orang lain. Salah satu cara yang paling mudah dan murah untuk “menularkan” virus kreativitas ini adalah dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial.

13986663942016847051
13986663942016847051
13986664601928261920
13986664601928261920
1398666495105874675
1398666495105874675

13986676031129470978
13986676031129470978

1398666560328272527
1398666560328272527

1398666799906356086
1398666799906356086
1398666866610930303
1398666866610930303
13986668991191090667
13986668991191090667
13986688111977125828
13986688111977125828
13986670011686614318
13986670011686614318
1398667032741351492
1398667032741351492
13986670702097462076
13986670702097462076

Berdasarkan data yang dilansir dari Global Web Index (2013), Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna internet terbesar ketujuh di dunia (58 juta orang). Angka tersebut akan terus meningkat seiring dengan perkembangan internet di Indonesia yang mencapai 430%.

Shafiq mengungkapkan pentingnya aktivitas di dunia maya karena kita dapat “menemukan” orang-orang dengan minat yang sama dan membuat sebuah jaringan baru di dunia nyata. Hal bernada serupa dinyatakan oleh Agus Sari yang berpendapat bahwa media sosia dapat membuat ruang lingkup gerakan Earth Hour Indonesia semakin luas.

Sebagai komunitas dengan fokus pada isu lingkungan hidup terbesar di Indonesia, Earth Hour Indonesia akan terus berusaha menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk menjadikan kondisi planet bumi bisa lebih mendukung kenyamanan hidup manusia di dalamnya.

Dr. Efransjah menjelaskan bahwa manusia di kota-kota besar seperti Jakarta, belum bijak dalam menggunakan haknya sebagai konsumen yang bertanggung jawab. Kebanyakan penduduk di kota-kota besar dengan penghasilan yang tinggi, seringkali tidak memerhatikan gaya hidup mereka.

Contohnya, pelembab bibir yang sering digunakan untuk mempercantik riasan di wajah mengandung minyak kelapa sawit yang membutuhkan lahan luas untuk pembudidayaannya. Jika kita tidak bijak dalam menggunakan pelembab bibir tersebut, maka penebangan pohon-pohon di lahan-lahan luas tersebut akan sia-sia. Untuk itu, perlu dibangun kesadaran manusia terhadap lingkungannya, salah satu caranya melalui kampanye kreatif.

13986678532010079449
13986678532010079449

Dalam kesempatan lain, beberapa kota pendukung Earth Hour Indonesia juga mengadakan aksi-aksi terkait momen Hari Bumi. Di pulau Jawa, komunitas Earth Hour Sidoarjo membagikan bibit-bibit pohon kepada para masyarakat untuk ditanam. Di luar pulau Jawa, tepatnya di Denpasar, komunitas Earth Hour Denpasar mengadakan aksi #BirukanLaut dengan menanam koral di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Jimbaran, Bali.

[caption id="attachment_304935" align="aligncenter" width="300" caption="Aksi Earth Hour Indonesia di Hari Bumi l © WWF-Indonesia"]

13986679321713976741
13986679321713976741
[/caption]

Tidak ketinggalan, komunitas Earth Hour Aceh bersama para Sanggar Seni Rupa Banda Aceh membuat sebuah aksi teatrikal dengan mendorong replika globe berukuran raksasa sejauh 1 kilometer dan diiringi oleh para relawan yang memakai kostum hewan yang terbuat dari barang-barang bekas.

1398667233794521143
1398667233794521143

Gara-gara Earth Hour, banyak sekali orang yang mau ikut serta terlibat dalam setiap aksi kami. Mereka secara sukarela berusaha memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk sekadar mengingatkan orang lain bahwa menanamkan kesadaran untuk menjaga bumi adalah sebuah keharusan karena menyelamatkan bumi berarti menyelamatkan manusia. Apa #Gara2EH versi kamu?

Penulis: Davin Rusady

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun