"itu.. nganu mas, sebenarnya saya habis ditolak cewek", bagong curhat
"bagus, teruslah sendirian sampai bertemu dengan seseorang yang mencerminkan nilaimu", petruk menirukan kalimat bagong lalu pulang memanggul sekarung rumput.
"woooi, petruk edyan! dengarkan aku! Kita seharusnya menghargai diri sendiri, sehingga kita tidak terpaku untuk sebuah cinta yang menyamar." teriak bagong dengan ludah yang muncrat sampai memenuhi jurang.
langit retak menjingga, terpisah dibarat warna gelap dan terang di timur. senja menghampiri bagong yang tetap berdiri sendakep dan melotot ke arah petruk yang tertawa terpingkal-pingkal sampai air matanya memenuhi jurang sebelah karena orasi terakhir si bagong. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H