Perempuan berpendidikan tinggi itu bukan untuk tujuan egois tapi justru untuk tujuan bersama yang mulia. Karena perempuan sadar bahwa kehadirannya harus bermanfaat untuk orang banyak dan lingkungan sekitarnya. Dunia ini terlalu luas dan terlalu kejam untuk perempuan yang hanya mengandalkan kecantikan dan lemah lembutnya.
Semua sisi buruk tersebut tergantung pada individunya masing-masing, bukan tingkat pendidikan atau kepintaran seseorang. Tetapi jika seseorang yang pintar dapat menghargai satu sama lain, maka tidak akan terjadi rasa mendominasi atau didominasi. Karena sejatinya laki-laki tetaplah pemimpin dalam rumah tangga.
Pendidikan bukanlah identitas untuk suatu kaum, melainkan hak semua orang terlepas apapun gendernya. Baik laki-laki ataupun perempuan bahwasanya mereka berhak mengembangkan diri dengan caranya masing-masing. Dan perempuan tidak dilahirkan untuk menjadi budak yang hidup di bawah kendali patriarkis, mereka juga berhak menentukan jalan hidupnya sendiri baik itu menjadi wanita karier ataupun menjadi ibu rumah tangga yang terpenting mereka tidak melanggar aturan yang berlaku dan tetap bisa membagi waktu untuk karier dan rumah tangganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H