Lewat potensi itu anak-anak muda menggalang kekuatan, di Pimpin oleh Jufri, Saso dan beberapa orang lainnya. Â Mereka barusaha mengeksplor kampungnya agar dikenal oleh orang luar. Bahu membahu membangun spot selfie yang terbuat dari bambu. Upaya mereka saat itu menampakkan hasil, orang mulai mengetahui bahwa terdapat tempat yang bisa dikunjungi bernama "Ujung Aspal".
Tidak berhenti sampai di situ, Saso, Jufri dan kawan-kawannya memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah pengetahuan. Mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan perawatan dan pengolahan kopi, mereka ingin agar kopi yang diproduksi oleh petani di kampungnya dapat diolah sebelum dijual.
Empat tahun telah berlalu saat pertama kali saya bertemu dengan Jufri, Saso, dan kawan-kawannya. Beberapa spot foto Ujung Aspal sudah lapuk tidak terurus. Tapi keyakinan mereka tidak pupus, menurutnya kemajuan hanya dibatasi oleh pengetahuan. Dari petani, Â kopi akan tetap ditanam, hutan tetap lestari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H