SEMARANG, E. SUDARYANTO | Langkah Partai Golkar "mengunci" pencapresan Aburizal Bakrie, dapat dianggap sebagai kebijakan terburuk partai. Karena dinamika politik selama satu tahun lebih hingga Pilpres 2014, masih memungkinkan terjadi banyak perubahan di luar perkiraan para elite partai.
Kecuali jika Partai Golkar benar-benar tidak mempunyai calon presiden alternatif selain sang Ketua Umum Partai Golkar. Sementara fakta menunjukkan masih ada calon lain, Jusuf Kalla, yang menurut beberapa survey justru memiliki popularitas dan elektabilitas yang lebih tinggi dari Bung Ical.
Pengalaman buruk pecahnya dukungan kader partai pada dua kali Pilpres terdahulu, seharusnya tidak dijadikan alasan untuk terlalu dini "mengunci" pencapresan sang Ketua Umum Partai Golkar.
Sementara tidak ada jaminan upaya tersebut di atas akan "mengunci" kelayakan Aburizal Bakrie sebagai Capres terbaik Partai Golkar pada Pilpres 2014 mendatang!
Bagaimana jika perjuangan keras partai untuk meningkatkan elektabilitas Bung Ical "mentok" pada saat- saat terakhir. Sementara calon lain sengaja "dimatikan" sejak awal. Apakah Partai Golkar akan tetap mengusung capres yang tidak berpeluang menang?
Kengototan para elite Partai Golkar terhadap pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dengan mengorbankan calon lain yang juga punya potensi, justru memunculkan pertanyaan besar: "Ada apa dibalik semua ini?" (ES-291012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H