Salah satu perbedaan mendasar antara mahasiswa dengan golongan masyarakat lainnya adalah mahasiswa diajarkan untuk berpikir secara logis, rasional, dan sistematis. Logis berarti berdasarkan pertimbangan sebab-akibat yang benar alias tidak keliru dalam berpikir dan mengambil kesimpulan. Rasional berarti telah melalui pertimbangan berbagai aspek, terutama aspek untung rugi (Cost-Benefut Analysis). Sistematis berarti gerakan mahasiswa harus disusun dengan rapi dan tertata baik dari pemikiran maupun aksi nyata. Inilah konsep dasar gerakan mahasiswa sebagai gerakan intelektual.
3. Gerakan Mahasiswa sebagai Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
Kata pemberdayaan (empowerment) itu memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada membantu (help). Membantu belum tentu memberdayakan tetapi memberdayakan sudah pasti membantu. Membantu identik dengan filosofi "memberi ikan" yang berarti membantu tanpa mendidik masyarakat agar mandiri, sedangkan memberdayakan menggunakan filosofi "memberikan kail" yaitu membantu masyarakat sekaligus mendidik mereka agar dapat hidup mandiri ke depannya nanti.
Bukan berarti saya tidak setuju dengan gerakan yang berupa memberikan bantuan secara langsung. Namun, akan lebih baik jika gerakan mahasiswa lebih bersifat memberdayakan dibandingkan membantu karena nilai kebermanfaatnya akan jauh lebih lama.
Hal penting dalam memberdayakan masyarakat adalah bagaimana membangun budaya positif dan etos kerja di masyarakat. Budaya seperti pantang menyerah, kemandirian, dan kreativitas adalah beberapa hal penting yang harus ditanamkan kepada masyarakat Indonesia. Karena sejatinya adalah pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia, pembangunan masyarakat Indonesia yang berkualitas dan bermartabat.
Selain itu, memberikan pelatihan-pelatihan kemampuan teknis juga penting. hal-hal sederhana seperti memberikan kursus menjahit, memasak, dll sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tidak memiliki keahlian. Berbekal keahlian ini diharapkan masyarakat nanti dapat berdikari sehingga mereka dapat berkarya dan menghidupi kehidupan dirinya pribadi dan keluarga.
4. Gerakan Mahasiswa sebagai Gerakan Pengkaderan
Setiap perjuangan pasti akan menghadapi zamannya masing-masing. Masalah dan realita yang dihadapi pun pasti akan berbeda karena kehidupan terus dinamis seiring bertambahnya waktu. Setiap masa pasti milik generasinya masing-masing dan setiap generasi pasti menghadapi permasalahan yang berbeda dengan para pendahulunya. Di sinilah peran penting pengkaderan, yaitu menjamin agar rantai perjuangan tidak pernah putus dan roda perjuangan untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan harus terus berlangsung.
Setiap organisasi atau gerakan mahasiswa pasti memiliki pemimpinnya masing-masing. Pemimpin yang baik tidak hanya dilihat seberapa besar prestasi yang diraihnya, namun pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mencetak kader-kader penerusnya yang tidak kalah hebat dari dirinya. Inilah pemimpin sejati yaitu pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin lainnya sehingga proses regenerasi dapat terus terjadi. Hidup terus berputar dan kehidupan terus berjalan.
Prinsip dasar pengkaderan sangatlah mudah. Yang tua membimbing yang muda dan yang muda terus berkarya. Yang tua menanamkan nilai-nilai mulia dan yang muda terus mengembangkan kebaikan yang sudah ada, memperbaiki kesalahan yang tercipta, dan menciptakan inovasi-inovasi. Jika pergerakaan mahasiswa memegang teguh prinsip dasar pengkaderan diatas, Insya Allah pergerakan mahasiswa tidak akan kekurangan SDM yang berkualitas. Justru generasi yang dilahirkan adalah generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Karena pengkaderan dalam pergerakan mahasiswa adalah kawah candradimuka negeri kita. Baik pengkaderannya, baik pula negeri kita. Buruk pengkaderannya, semakin terpuruk lah negeri kita.
Akhir Kata