Islam juga memandang bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia harus mendatangkan manfaat yang besar bagi umat manusia. Dalam hal ini, umat Islam harus memiliki kebijaksanaan dalam menggunakan teknologi, dengan selalu mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap moralitas dan kesejahteraan umat manusia.
Kebijakan dan Regulasi dalam Menggunakan AI
Penggunaan teknologi AI, khususnya yang melibatkan modifikasi otak manusia, menuntut adanya regulasi yang ketat dan bijaksana. Islam sangat mendorong penerapan hukum dan aturan yang adil dalam kehidupan masyarakat. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruhmu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya" (QS. An-Nisa: 58).
Dalam konteks ini, para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pemimpin umat Islam harus memastikan bahwa teknologi ini tidak disalahgunakan dan digunakan untuk tujuan yang merugikan umat manusia.
Sebagai contoh, dalam konteks proyek Neuralink, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otak manusia dengan teknologi canggih, penting untuk ada pengawasan dan regulasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan. Regulasi ini harus mencakup bagaimana teknologi ini digunakan, siapa yang mengendalikannya, serta memastikan bahwa teknologi ini tidak merusak kebebasan pribadi, martabat manusia, atau nilai-nilai sosial yang ada.
Penyatuan Akal dan Teknologi: Tantangan atau Peluang?
Salah satu sisi positif dari penggunaan teknologi AI adalah kemampuannya untuk memperluas kemampuan akal manusia. Dalam pandangan Islam, akal adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Dengan meningkatkan kemampuan otak melalui teknologi, manusia mungkin dapat mencapai potensi maksimal mereka dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebaikan. Namun, penggunaan teknologi yang berlebihan atau yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dapat mengarah pada penyalahgunaan yang merusak prinsip-prinsip moral.
Sebagai contoh, jika teknologi AI digunakan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam meraih kebaikan, seperti dalam bidang penelitian ilmiah, pendidikan, atau pengobatan, maka hal ini dapat menjadi sarana yang sangat berguna. Namun, jika teknologi ini digunakan untuk mempercepat dominasi atau manipulasi terhadap individu dan masyarakat, maka hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.
Dalam perspektif Islam, penggunaan teknologi seperti AI pada manusia bukanlah hal yang bisa diterima atau ditolak secara mutlak. Teknologi adalah alat yang harus digunakan dengan bijaksana dan sesuai dengan prinsip-prinsip moral Islam. Teknologi dapat membawa manfaat besar bagi umat manusia jika digunakan untuk tujuan yang baik, seperti meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan. Namun, jika digunakan untuk tujuan yang merugikan atau menyalahgunakan kekuasaan, maka teknologi ini harus dihindari.
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang diciptakan di dunia ini adalah untuk kebaikan umat manusia dan untuk memperbaiki kehidupan spiritual serta sosial. Oleh karena itu, umat Islam harus bijak dalam menyikapi perkembangan teknologi seperti AI, memastikan bahwa setiap penggunaan teknologi sesuai dengan ajaran agama dan membawa manfaat bagi umat manusia secara keseluruhan. Teknologi pada akhirnya bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu keridhaan Allah SWT.