Ahmad adalah anak yang baik hati, ramah, dan ceria, tak sedikit orang menyukainya karena Ahmad tak pernah membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Ahmad berasal dari Jawa dan saat ini ahmad tinggal disebuah komplek yang berada dipusat Surabaya.
   Dikomplek tersebut Ahmad memiliki beberapa teman, yakni Dita dari Jakarta, Adisri dari Bali, Rambe dari Batak, Bima dari NTT, dan Danang dari Sunda. Orang tua mereka bekerja di daerah yang sama, mereka tinggal di komplek yang sama. Ahmad dan teman--temannya berbeda, tidak hanya memiliki warna kulit dan logat yang berbeda tetapi juga kepercayaan dan adatnya.Â
   Saat ini Ahmad dan teman--teman kompleknya sepakat untuk bermain ditaman yang berada disamping komplek mereka.
   "halo kumaha damang" Ucap danang menyapa yang lainnya.
   "Bae-bae sa ni" Sahut Bima dengan logat bahasa daerahnya dan diikuti yang lainnya.
   "halo, iyaa sama kabar gue juga baik" Sahut Dita menggunakan bahasa daerahnya.
   "Denggan do ahu dek" Sahut Rambe yang juga menggunakan bahasa daerahnya.
   "Tiang becik-becik" Sahut Adisri sama dengan mereka yang menjawabnya dengan bahasa daerahnya.Â
   "Alhamdulillah, kabarku uga apik-apik wae" Sahut Ahmad memberitahu kabarnya.
Sering kali Ahmad berbeda pendapat dengan mereka, namun ia memahami akan perbedaan-perbedaan tersebut dan ia tidak mempermasalahkannya, justru ahmad sangat senang karena dapat mengetahui hal-hal baru, salah satunya yaitu ide permainan baru yang sebelumnya tak ia ketahui,Â
pemahaman Ahmad mengenai hal tersebut ada setelah ia menonton salah satu video mengenai hadis palsu yang cukup populer dan relevan dengan kondisi Ahmad saat ini yaitu "ikhtilafu ummati rahmah yang artinya perbedaan diantara umatku adalah rahmat" di dalam video tersebut telah ditegaskan bahwa hadis tersebut merupakan hadis palsu karena tidak diketahui sanadnya, oleh karena itu jelas sangat tidak bisa diterima dan hadis tersebut juga bertentangan dengan Nash Al-Qur'an,