Mohon tunggu...
Dzillan Dzaliila Fianda
Dzillan Dzaliila Fianda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Kejarlah ilmu sampai ke ujung dunia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Cabut saat Pelajaran TIK: Penyebab, Akibat, dan Upaya Pencegahan"

31 Januari 2025   18:02 Diperbarui: 31 Januari 2025   18:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain itu, cabut dapat mengurangi rasa hormat siswa terhadap guru dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Mereka mungkin akan menganggap bahwa sekolah bukanlah tempat yang penting, sehingga bisa berdampak pada masa depan mereka. Jika tidak ditangani dengan baik, kebiasaan ini bisa berlanjut hingga ke dunia kerja, di mana mereka sulit untuk berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap tugas mereka.

Menurut psikolog pendidikan, Dr. Rahmat Hidayat, cabut adalah salah satu indikasi rendahnya motivasi belajar dan kedisiplinan siswa. Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat mengarah pada sikap apatis terhadap pendidikan dan sulitnya siswa dalam mengembangkan keterampilan akademik maupun sosial. Ia juga menekankan bahwa cabut sering kali terjadi karena metode pengajaran yang kurang menarik atau kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah ini, Dr. Rahmat menyarankan agar guru menerapkan metode pengajaran yang lebih interaktif dan berbasis praktik. Sekolah juga harus menyediakan bimbingan dan konseling bagi siswa yang sering melakukan pelanggaran disiplin. Selain itu, keterlibatan orang tua dalam mengawasi dan memberikan motivasi kepada anak-anak mereka sangat penting agar siswa memahami pentingnya hadir di kelas.

Menurut saya, fenomena cabut adalah masalah serius yang harus segera ditangani oleh sekolah dan pihak terkait. Meskipun siswa mungkin memiliki alasan tersendiri, tindakan ini tetaplah bentuk pelanggaran yang merugikan diri mereka sendiri. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berlanjut dan menurunkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Selain itu, saya juga melihat bahwa kurangnya keterlibatan siswa dalam pelajaran menjadi faktor utama dalam fenomena cabut. Oleh karena itu, saya percaya bahwa guru harus mencari cara untuk membuat mata pelajaran lebih menarik. Jika siswa merasa pelajaran relevan dan menyenangkan, mereka tidak akan memiliki alasan untuk meninggalkan kelas.

Sebagai penulis, saya menyarankan agar siswa lebih sadar akan pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap pendidikan mereka. Jika merasa bosan dalam pelajaran, mereka bisa mendiskusikan dengan guru atau mencari cara lain untuk meningkatkan minat belajar, daripada memilih untuk keluar kelas.

Sementara itu, kepala sekolah dapat meningkatkan pengawasan dan menerapkan sistem absensi yang lebih ketat agar fenomena cabut dapat diminimalisir. Selain itu, kepala sekolah bisa memberikan pelatihan kepada guru untuk menggunakan metode pengajaran yang lebih menarik dan inovatif, terutama dalam mata pelajaran yang sering dianggap membosankan.

Menurut para ahli pendidikan, solusi terbaik untuk mengatasi cabut adalah dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pendekatan yang lebih interaktif, berbasis proyek, dan menggunakan teknologi dapat membantu siswa lebih antusias dalam belajar. Selain itu, pihak sekolah dan orang tua harus bekerja sama untuk membentuk lingkungan yang mendukung kedisiplinan dan motivasi belajar siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun