What's in it for me ? Take a historical journey down the winding road of modern physics.
Setidaknya sejak abad ke-5 SM, orang-orang dengan rasa ingin tahu yang tinggi menggunakan metode dan alat-alat ilmiah untuk lebih memahami dunia ini tentang bagaimana cara alam semesta itu  bekerja. Sebelum masuk ke abad 20, memang banyak perkembangan yang terjadi dihasilkan oleh ilmu pengetahuan, tetapi hanya dari tahun 1900 dan seterusnya kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan itu benar-benar meningkat.
Berkat teori Relativitas Umum (Albert Einstein) dan bidang Mekanika Kuantum, serta perkembangan teknologi yang pesat dan menakjubkan, seratus tahun terakhir telah membawa kita satu demi satu kepada berbagai penemuan yang luar biasa. ini salah satu bukti bahwa kekuatan pemikiran manusia itu tidak serendah yang kita kira.Â
---
Modern science began with the scholars of ancient Greece and the experiments of the late Middle Ages.
Selama ribuan tahun setelah peradaban manusia pertama, nenek moyang kita mencoba menjelaskan berbagai macam fenomena dan kejadian alam sehari-hari dengan mengaitkan kepada  hal-hal seperti roh gaib, dewa, dlsb karena keterbatasan akan ilmu pengetahuan. Tetapi, Hal seperti itu akhirnya mulai berubah sekitar abad ke-5 SM, berkat para pemikir-pemikir Yunani kuno. Mereka memahami bahwa akal, observasi, dan matematika dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan berbagai macam kejadian ataupun fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
https://biografi.kamikamu.co.id/
Salah satu pemikir tersebut adalah Anaximander, Seorang filsuf yang menggunakan metode rasional tersebut mencoba untuk menjelaskan bagaimana hujan itu bisa turun dari langit. Karena dia selalu berpikir, itu tidak mungkin pekerjaan dewa yang baik hati, untuk menurunkan air dari langit. Sebaliknya, dia menemukan bahwa adanya "Penguapan" yang bisa  menyebabkan air menumpuk di Langit lalu kemudian jatuh kembali ke Bumi.
Setelah itu, banyak pemikri lain yang muncul, salah satunya bernama Democritus, yang beranggapan bahwa segala sesuatu di dunia ini terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut sebagai Atom. Democritus juga beranggapan  bahwa harus ada ukuran yang terbatas untuk Atom, yaitu suatu titik di mana bagian yang tidak bisa dihancurkan/dibagi lagi. Teori ini berakar pada gagasan spatial extension: bahwa materi harus memiliki ukuran dan menempati ruang. Oleh karena itu, atom juga harus memiliki ukuran tertentu yang tidak dapat dibagi lagi.
Dan pada abad ke-3 SM terdapat lebih banyak kemajuan yang  datang salah satunya didorong oleh para filsuf seperti Plato dan Aristoteles, yang keduanya berkontribusi pada gagasan: Matematika dapat digunakan sebagai alat untuk memahami alam semesta kita.
Lalu ada Claudius Ptolemeus, yang lahir sekitar pada tahun 100 M. Dia menciptakan formula untuk menghitung pergerakan planet, sehingga memungkinkan kita untuk memprediksi posisi mereka di masa depan. Dia dikenal sebagai pencetus Teori Geosentris, Â yang menyatakan bahwa semua objek dalam tata surya kita bergerak relatif terhadap bumi. Dengan kata lain, menurut teori geosentris, bumi merupakan pusat tata surya. Teori ini bahkan dipercaya selama hampir 1400 tahun lamanya.