Orang yang kehilangan kapasitas emosinya juga akan kehilangan dorongan untuk bertindak. Misalnya, pada abad sebelumnya, banyak pasien psikiatri menjalani operasi otak yang disebut lobotomi, yang memisahkan dua bagian otak yang penting untuk pemrosesan emosi. Hasil dari operasi adalah pasien kehilangan inisiatif dan dorongan untuk bertindak, serta kehilangan sebagian besar kapasitas emosional mereka.
Sometimes our emotions can impede our judgment or make us act irrationally.
Emosi kita adalah alat yang penting untuk memahami dan berinteraksi dengan lingkungan. Namun, mereka juga terkadang bisa menjadi cacat dan dapat menggiring kita untuk melakukan kesalahan.
Salah satu kesalahan seperti itu terjadi ketika kita menjadi terlalu emosional. Untuk membuat penilaian yang baik, kita perlu berpikir jernih. Seperti pemain sulap, pikiran kita itu bisa menangani begitu banyak benda sekaligus. Dan ketika kita berada dalam keadaan emosi yang tinggi, pikiran kita dibombardir dengan pikiran-pikiran yang mengkhawatirkan dan gambaran-gambaran yang mengganggu. Dengan demikian, tidak ada ruang untuk pemikiran rasional dan penilaian kita menjadi kabur.Â
Misalnya, ketika kamu merasa takut, kamu mungkin akan  bereaksi berlebihan terhadap situasi seperti itu, berpikir bahwa itu lebih berbahaya daripada yang sebenarnya. Inilah sebabnya ketika kamu takut, kamu mungkin mengira bahwa hantu sedang mengawasimu.
Kesalahan lain yang disebabkan oleh emosi kita adalah ketika kita bisa bertindak tiba-tiba sebelum kita memiliki kesempatan untuk menilai situasi dengan jelas dan akal yang jernih. Ketika informasi memasuki otak kita, sebagian kecil melewati wilayah yang bertanggung jawab untuk pemikiran rasional---neokorteks---dan langsung memasuki otak emosional. Jika ia menganggap informasi ini sebagai ancaman bagi kita, otak emosional dapat memicu kita untuk bertindak tiba-tiba, tanpa berkonsultasi dengan akal sehat kita. Emosi kita juga dapat mengarahkan kita untuk bertindak tidak rasional ketika kita dipengaruhi oleh respons emosional yang pernah membekas dipikiran kita.
Pikiran emosional kita bereaksi terhadap situasi di masa sekarang berdasarkan pengalaman masa lalu, bahkan ketika kondisinya telah berubah. Misalnya, seorang anak laki-laki yang diintimidasi secara fisik di sekolah mungkin akan tumbuh menjadi pria yang kuat, tetapi masih merasa terancam atau trauma oleh mantan penindasnya. Jadi meskipun emosi itu penting, mereka dapat mengendalikan pikiran kita dan mengganggu pemikiran rasional. Oleh karena itu, kita membutuhkan sesuatu untuk membantu mengelolanya secara efektif.
Emotional intelligence enables you to manage your emotions and leverage them to reach your goals.
Jadi bagaimana kamu bisa menggunakan kekuatan emosionalmu tanpa membuatmu kewalahan?
Kamu membutuhkan kecerdasan emosional, karena itu memungkinkan untuk mengenali dan mengelola perasaanmu tanpa dikendalikan olehnya.