S I L S I L L A H - K E L U A R G A
1.NABI MUHAMMAD SAW
2.FATIMAH AZZAHRA + AL – IMAM ALI RA
3.AL- IMAM HUSIN
4.SULTAN ALI ZAENAL ABIDIN
5.SULTAN MUHAMAD BAGIR
6.SULTAN JA’FAR SHODIQ
7.SULTAN ALI URAIDI
8.SULTAN MUHAMAD NAGIB
9.SULTAN ISA ANNAGIB
10.SULTAN AHMAD MUHAJIR
11.SULTAN UBAIDILLAH
12.SULTAN ALWIE
13.SULTAN MUHAMAD
14.SULTAN ALWIE
15.SULTAN ALIKHOLA’GASAM
16.SULTAN MUHAMAD S.MARBAT
17.SULTAN ALWIE HADRAMAUT
18.SULTAN ABD.MALIK MUHAJIR HINDIA
19.SULTAN ABDULLAH KHAN
20.SULTAN AHMAD JALALUDIN SYAH
21.SULTAN JAMALUDIN AKBAR
22.SULTAN ALI NURUL ALAM SIAM
23.SULTAN ABDULLAH KAMBOJA
24.SULTAN SYEIKH SYARIF HIDAYATULLAH CIREBON
25.SULTAN HASSANUDDIN BANTEN
26.SULTAN MAULANA YUSUF
27.SULTAN MAULANA MUHAMMAD NASRUDDIN ( SYEIKH MANSYUR CIKADUAN )
28.SULTAN ABUL MAFACHIR MACHMUD ( PANGERAN ABDUL KODIR )
29.SULTAN MAALI ACHMAD ( PUTRA MAHKOTA ) BERISTRI RATU MARTA KUSUMA 1640 – 1650
30.SULTAN AGENG TIRTAYASA 1651 – 1683 / 1692 MASIH MUDA DI SEBUT PANGERAN SURYA GELAR SULTAN SULTAN MUDA,PANGERAN RATU ATAU PANGERAN ADIPATI
31.SULTAN HAJI ABDUL FATAH ZAINAL ARIFIN
32.R. RAKSA JIWA ( SYALIPA ) MENJADI REGEN KRAWANG BERISTRI SITI CHODIJAH BINTI KIYAI PANEMBAHAN MUHAMMAD SALEH BANYUMAS
33.R. MUHAMMAD IMRON + ENCE MAIRUN PALEMBANG
34.R. ABDUL ADZIM + JAIYAH ( SIAH ) KP.BOBOGOR / BEKASI
35.R. H.SALEH + RAISAH BINTI RAIDEN JAKARTA DAN NAICI SUKABUMI 1850 – 1940
36.R. H.ILYAS + HJ.PUTU BINTI GRUBUK + HJ.WASIAH + HJ.ASENIH + HJ.MARYANI BINTI SANIM JAKARTA 1880 - 1967
37.R. H.AMIRULLAH ILYAS + HJ.SITI MAKBULLAH BINTI K.H.ACHMAD ZAINI JAKARTA
38.R. FACHRI KUSUMA WIJAYA AMIR – R. ACHMAD RIZAL FACHLEVI AMIR – R. ACHMAD RIDHO AMIR – R. SUBHAN AMIR – RR. SITI FAUZIAH AMIR – R. KAMAL ARAFAT AMIR – RR. AKMALIA AMIR – RR. SYUKRILLAH AMIR – R. HUSNY MUBAROK AMIR – R. ACHMAD TUKO AMIR – R. MUHAMMAD DZIKRI AMIR - RR. PUTRIANA KAMALIA AMIR – RR. ANNISA SAIFANAKHLA AMIR - RR. HANA NADIYA AMIR.
KETERANGAN :
Membuat S I L S I L L A H ini didahului dengan ucapan Bismillahirrohmanirrohim, dengan Nama ALLAH SWT yang sangat pemurah lagi penyayang,disertai rasa syukur kehadiratnya akan segala ni’mat yang diberikanya kepada penyusun,atas izin ALLAH jua telah mengumpulkan keterangan – keterangan kepada orang tua – tua terutama atas penjelasan / keterangan Uwa Tirtadipura
( keturunan anak dari Raden Muhammad Imron ) yang telah berkenan meminta datang penyusun dari Jakarta ke Cinutung-Ubrug-Cibadak pada sekitar tahun 60-an, yang kemudian setelah diberikan keterangan kepada penyusun tak lama kemudian beliau dipanggil Allah SWT berpulang kerachmatullah , semoga amal baiknya diterima disisi Allah , demikian pula atas dorongan ayahanda tercinta almarhum H.Ilyas bin Saleh yang Tak ternilai , menurut beliau jangan samapai kehilangan “Obor” ; terkandung niatan bukan untuk membangga-banggakan keturunan akan tetapi didorong rasa hormat akan kelestarian dan kesinambungan silaturachmi sesuai ajaran agama islam (sillulrochima) . Demikian kira-kira terjemahan “keterangan” Uwa Tirtadipura dari bahasa sunda kedalam bahasa melayu yang diterjemahkan oleh Dadang Sutisna putra Iyar Suminarsih (anak keturunan Raden Saleh)
Diambil dari jaman purbakala keturunan pertama dari Sultan Banten (Serang) bernama Sultan Hasanuddin , ia mempunyai keturunan yang bernama Haji Abdul Fatah Zainal Arifin . Sultan Tua dan Sultan Muda ,beliau menjadi Sultan di Jakarta , berkedudukan di Jatinegara , pada suatu ketika Belanda menyerang pada Sultan Haji tersebut ; tetapi Sultan Haji tak kuat , terpaksa menyerah . walaupun Sultan Haji telah menyerah tapi Belanda tetap menyerang . Sultan Haji mempunyai 2(dua) anak, (1). Raksa Jiwa menjadi Regen di Bekasi (Krawang) , (2). Rangga Gede menjadi Regen di Bogor .
Setelah Sultan Haji kalah , jadi Regen Krawang yang melawan itulah keturunan kita . Achir peperangan Regen Krawang mempunyai isteri 2(dua), isteri tertua mempunyai putri , yang dikawinkan dengan orang Lawang Kadaung , isteri yang kedua dari Banyumas(Jateng) putri dari Kiayi Panebahan Mohammad Saleh bernama Siti Hadijah . Oleh karena sedang ribut dalam peperangan hingga kalah akibatnya ditangkap , isteri yang tua tetap berada di Krawang , isteri yang muda wafat ketika dalam peperangan , pada masa itu dia mempunyai anak yang berumur 4(empat) tahun.
Anak tersebut dibawa oleh kakeknya (Panebahan Mohammad Saleh) ke Banyumas diasuh olehnya . Sebelum Ibunya wafat , dia berpesan kepada putranya yang berumur 4(empat) tahun tersebut yaitu : “ Janganlah memperlihatkan putra Krawang ataupun jangan memperlihatkan keturunan Menak (Raden) ” . Setelah anak tersebut mencapai dewasa, diberi nama Muhammad Imron dan belajar di Krayiangan Agama purbakala , ulama yang Achir . (Krayiangan Agama-kurang jelas) Muhammad Imron sekembali di Bekasi tinggal di Kampung Bogor dan mempunyai isteri orang Palembang yang Bernama Ence Mairun . Muhammad Imron mempunyai anak------
(1).Aseb Arbi ,(2).Asep Arji(ajim) ,dan (3).Nyi Mas Enok.
Demikian selanjutnya silsillah disusun dan diterjemahkan sebagaimana tersebut diatas.
WAALLAHU A’LAM
Jakarta ; Jum’at 10 Muharram 1405 H.
5 Oktober 1984 M.
Disusun kembali Jakarta ; Kamis 9 Rabiul awal 1434 H.
2 Febuari 2012 M.
Sumber : Keterangan dari Uwa Tirtadipura dari bahasa sunda kedalam bahasa melayu yang diterjemahkan oleh Dadang Sutisna putra Iyar Suminarsih (anak keturunan Raden Saleh).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H