Diambil dari jaman purbakala keturunan pertama dari Sultan Banten (Serang) bernama Sultan Hasanuddin , ia mempunyai keturunan yang bernama Haji Abdul Fatah Zainal Arifin . Sultan Tua dan Sultan Muda ,beliau menjadi Sultan di Jakarta , berkedudukan di Jatinegara , pada suatu ketika Belanda menyerang pada Sultan Haji tersebut ; tetapi Sultan Haji tak kuat , terpaksa menyerah . walaupun Sultan Haji telah menyerah tapi Belanda tetap menyerang . Sultan Haji mempunyai 2(dua) anak, (1). Raksa Jiwa menjadi Regen di Bekasi (Krawang) , (2). Rangga Gede menjadi Regen di Bogor .
Setelah Sultan Haji kalah , jadi Regen Krawang yang melawan itulah keturunan kita . Achir peperangan Regen Krawang mempunyai isteri 2(dua), isteri tertua mempunyai putri , yang dikawinkan dengan orang Lawang Kadaung , isteri yang kedua dari Banyumas(Jateng) putri dari Kiayi Panebahan Mohammad Saleh bernama Siti Hadijah . Oleh karena sedang ribut dalam peperangan hingga kalah akibatnya ditangkap , isteri yang tua tetap berada di Krawang , isteri yang muda wafat ketika dalam peperangan , pada masa itu dia mempunyai anak yang berumur 4(empat) tahun.
Anak tersebut dibawa oleh kakeknya (Panebahan Mohammad Saleh) ke Banyumas diasuh olehnya . Sebelum Ibunya wafat , dia berpesan kepada putranya yang berumur 4(empat) tahun tersebut yaitu : “ Janganlah memperlihatkan putra Krawang ataupun jangan memperlihatkan keturunan Menak (Raden) ” . Setelah anak tersebut mencapai dewasa, diberi nama Muhammad Imron dan belajar di Krayiangan Agama purbakala , ulama yang Achir . (Krayiangan Agama-kurang jelas) Muhammad Imron sekembali di Bekasi tinggal di Kampung Bogor dan mempunyai isteri orang Palembang yang Bernama Ence Mairun . Muhammad Imron mempunyai anak------
(1).Aseb Arbi ,(2).Asep Arji(ajim) ,dan (3).Nyi Mas Enok.
Demikian selanjutnya silsillah disusun dan diterjemahkan sebagaimana tersebut diatas.
WAALLAHU A’LAM
Jakarta ; Jum’at 10 Muharram 1405 H.
5 Oktober 1984 M.
Disusun kembali Jakarta ; Kamis 9 Rabiul awal 1434 H.
2 Febuari 2012 M.
Sumber : Keterangan dari Uwa Tirtadipura dari bahasa sunda kedalam bahasa melayu yang diterjemahkan oleh Dadang Sutisna putra Iyar Suminarsih (anak keturunan Raden Saleh).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H