Sastra merupakan salah satu karya yang cukup memiliki banyak peminat, salah satunya adalah karya sastra berbentuk tulisan berjenis novel. Menurut Wellek dan Warren Sastra adalah kegiatan kreatif yang menghasilkan karya seni.
Dalam karya sastra berbentuk novel, kehidupan manusia kerap kali menjadi isi yang disajikan. Entah melalui imajinasi para penulis, atau memang asli tradisi dari kehidupan masa lampau pengarang.
Novel "Tuan Direktur merupakan salah satu novel karya sastra yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Amrullah atau biasa kita kenal dengan nama Buya Hamka. Ia merupakan Sastrawan Indonesia periode 1850-1933. Adapun eksplorasi sinopsis dan unsur intrinsik novel "Tuan Direktur", yakni:
A. Sinopsis Cerita
Novel "Tuan Direktur" mengisahkan seorang pemuda dari Banjarmasin yang merantau ke Surabaya dan berhasil meraih kesuksesannya di sana. Keberhasilan yang ia raih merupakan hasil jerih payah dengan menggunakan teknik kekerasan hati, yang harus dibayar mahal dengan kehilangan semua sahabatnya akibat perbuatannya sendiri.
Satu hal yang belum disadari oleh tuan direktur, meskipun memiliki uangnya yang melimpah dan emas yang bertumpuk. Namun, benda-benda tersebut tidak dapat mengembalikan para sahabat yang telah mendampingi dan membantunya saat kesulitan. Ia justru dengan kejamnya menjauh dan bergaul bersama orang-orang yang dianggap sederajatnya dan membunuh para sahabatnya yang dulu selalu berada disisinya.
Keserakahan serta ketamakan pada harta, Tuan Direktur menjadi gelap mata hingga menyimpang dari jalan yang benar dan harus berurusan dengan seorang bapak bernama Yasin. Dia merupakan seorang yang amat sederhana. Sayang Nya, kekuasaan yang dimiliki oleh tuan direktur bahkan tak mampu menandingi pak Yasin dan mendapatkan apa yang diincarnya juga.
B. Unsur Intrinsik cerita
a. Tema
Novel "Tuan Direktur" mengangkat tema nontradisional karena ceritanya bernuansa tradisional/ zaman dahulu. Ceritanya berupa tindak kebenaran dan kejahatan yang masing-masing akan memetik hasilnya.
Pada kutipan "pikirlah olehmu Jazuli. Bahwasannya kekayaaan uang, tetapi miskin dalam persahabatan adalah kemiskinan sejati. Tandanya akhlak orang itu akhlak dan hatinya batu, hati yang telah dingin seperti dinginnya es batu. Janganlah engkau tertipu lantaran beroleh beberapa orang sahabat yang datang dari dunia yang bukan duniamu dan masyarakat yang bukan masyarakatmu. Kitu bukan sahabat. Itu hanyalah kenalan".