di keningmu, kutitipkan kecup;
bahwa sesungguhnya yang kutinggalkan adalah harap ketenangan
di matamu, kecup kulindapkan;
ada teduh berharap tak lari menjauh dan tak jenuh
di pipimu, kanan lalu kiri, kecup kutinggalkan;
tidakkah di keduanya sungging senyum nampak selalu anggun, yang berlesung
di bibirmu, kecup malumalu kusinggahkan;
ada yang begitu rahasia, panggil saja cinta
di dadamu, debar menitikkan peluk yang kecup;
ingin menenangkan dengan dekap detakan, dan cinta sudah saling bertuan
di tanganmu, genggam kukekalkan;
ada yang teguh di sana, menuntun dalam perjalanan
sampai ujung dihentikan kematian
bahwa yang akan terus hidup adalah kenangan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H