Â
Literasi juga memberi orang kesempatan untuk merasakan pengalaman serupa dengan orang lain dan untuk memperkuat identitas mereka sendiri. Dengan membaca cerita dari perspektif karakter, orang dapat memahami berbagai pengalaman dan perspektif, sehingga mereka dapat lebih memahami keragaman budaya, latar belakang, dan perjalanan hidup.Â
Namun, tantangan masih ada. Dalam memajukan pendidikan negeri, Generasi Z membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan stakeholder terkait lainnya perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, memfasilitasi, dan memperluas upaya inovatif Generasi Z dalam bidang pendidikan.
Â
Dalam hal implementasi, penting untuk dicatat bahwa setiap topik memanfaatkan sumber daya pembelajaran digital yang dibuat oleh guru, serta sumber daya yang ditemukan dari Internet dan terbitan lainnya. Keluarga membayar lisensi buku teks daripada membeli buku di awal tahun ajaran. Berkat lisensi ini, mereka dapat mengakses semua sumber daya yang diperlukan untuk menyusun kurikulum sekolah dasar. Semua sumber daya pengajaran yang dirancang oleh guru memberi siswa akses ke konten, tugas, dan aktivitas.
Â
Â
Kesimpulan
Â
Peran inovatif Generasi Z dalam memajukan pendidikan negeri tak dapat diabaikan. Dengan penguasaan teknologi, semangat inklusivitas, dan kolaborasi aktif, mereka menjadi kekuatan utama dalam melahirkan perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan dukungan yang tepat, transformasi edukasi yang diusung oleh Generasi Z akan menjadi pilar fundamental dalam mencapai pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkualitas di masa depan.Â
Membangun motivasi tinggi bagi remaja untuk berpikir, membaca, dan menulis adalah solusi untuk masalah literasi remaja. Ini dapat dicapai melalui peran keluarga. Elemen berikutnya adalah pemerintah, sebagai regulator, dapat berperan dalam menetapkan kebijakan yang membantu keluarga Indonesia meningkatkan literasi. Penulis berpendapat bahwa kebijakan pemerintah yang jelas harus menetapkan pembatasan akses media sosial untuk mengimbangi berbagai keuntungan yang diperoleh remaja dari media sosial.