Mohon tunggu...
Dzaky Moe
Dzaky Moe Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lone Stranger

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Merindukanmu

30 September 2015   14:59 Diperbarui: 30 September 2015   15:36 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kapan sejak aku terakhir menulis puisi,
tapi sekarang aku ingin menulis sebuah puisi
khusus untukmu

Karena aku merindukanmu

Sudah berapa lama rasanya
sejak terakhir kali kita bertemu
Bagaimana kabarmu di sana?
Baik?
Terkadang aku hanya dapat merenung
sambil memandang cerahnya langit
yang ditemani awan yang berarak,
sambil kubergumam,
"Kapankah kita bisa bertemu lagi?"

Jujur dan serius,
Aku merindukanmu

Aku merindukan suaramu di pagi hari
yang terkadang menghalangi keinginanku
untuk pergi meninggalkan rumah

Aku rindu untuk melihatmu di siang hari
yang selalu menghalangiku untuk pulang
dari tempat kerjaku

Aku merindukan sosokmu di sore hari
yang menemaniku makan singkong
sambil menyeruput secangkir teh manis

Apakah kau masih akan datang seperti dahulu,
untuk menemaniku di malam hari
ketika aku ingin tertidur
dan kau menemaniku terlelap

Hubungan antara kita begitu rumit
Dalam bahasa inggris sepertinya lebih keren terdengar:
Complicated

Ketika aku berada di rumah
dan kau berada di luar,
aku hanya bisa mendengar suaramu
dan melihatmu dari balik kaca jendela

Ketika kita bertemu di jalan
aku hanya bisa berlari menghindar darimu,
Mungkinkah aku malu?
Atau segan?
Atau mungkin lebih tepatnya takut
Bukan takut padamu
tapi takut akan apa yang terjadi padaku
Aku hanya mampu melihat dirimu dari kejauhan
di bawah atap
Atau dari bawah pohon

Ketika di atas kendaraan
di jalan macet penuh sesak nan padat merayap
dan dirimu datang padaku,
aku hanya bisa pasrah menerima kehadiranmu
dan bersyukur kepada yang mendatangkanmu
ke dunia ini.

Meskipun setiap kali kamu datang
Kadang-kadang ada sesuatu
yang tidak menyenangkan yang terjadi
Sehingga ada yang bertanya-tanya,
Kau ini anugrah atau musibah?
Tapi saya selalu tahu bahwa dirimu
yang sebenarnya adalah anugrah dari Ilahi

Saya selalu terpikir
Sepertinya bukan hanya aku yang merindukanmu
Mungkinkah di sana
ada orang lain yang merindukanmu?
Atau mungkinkah kamu telah datang
kepada mereka terlebih dahulu
Kepada mereka-mereka yang merindukanmu juga

Wallahu a'lam
Allah yang lebih tahu

Di bawah cahaya mentari ini,
Di tengah cuaca yang terik ini,
Aku merindukanmu, Hujan.

________

Di bawah terik mentari
Makassar, 30 September 2015
(Alhamdulillah, masih ada atap
yang memisahkan diriku dan teriknya)

Sumber Gambar: Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun