Seperti puisi tercipta, di antara noktah dan huruf jemari.
Hening itu, kita berdoa, merindukan Ta'lim dan Tadarus,
Darussalam menjadi saksi sejati,
Mengarung Jalan Menara cinta ilmu,
Yang membimbing hati menjadi gemilang dan riang.
Hening itu, cahaya membentang di antara buku,
Namun tiap halaman mencerminkan rindu,
Rindu memenuhi jalan-jalan berdampingan,
Kawan bersimpuh dalam jeritan jiwa yang tak terdiam.
Darussalam, terhanyut dalam hening nan samudera,
Menghimpun rindu-rindu tak terbilang,